Pertumbuhan Ekonomi Resilien di Tengah Gejolak Global

  • Bagikan
Pertumbuhan Ekonomi Resilien di Tengah Gejolak Global
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Indonesia menjaga kewaspadaan atas kondisi perekonomian global yang tidak menentu dan gejolak geopolitik yang semakin meningkat. Foto: Dok Istimewa

Potensinews.id – Pertumbuhan ekonomi resilien di tengah gejolak global.

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Indonesia menjaga kewaspadaan atas kondisi perekonomian global yang tidak menentu dan gejolak geopolitik yang semakin meningkat. 

Dalam Rapat Berkala KSSK untuk triwulan I-2024 pada tanggal 30 April 2024, para pemangku kebijakan, termasuk Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), berkomitmen untuk memperkuat koordinasi dan sinergi guna menghadapi ketidakpastian ekonomi global dan gejolak geopolitik yang eskalatif.

Menurut laporan terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) dalam World Economic Outlook untuk April 2024, ekonomi global diproyeksikan stagnan pada tingkat pertumbuhan 3,2% year-on-year (yoy) untuk tahun 2024. 

Baca Juga:  3.600 Pelajar SD di Bandar Lampung Diedukasi Tentang Cinta Bangga Paham Rupiah

Meskipun ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan tumbuh sebesar 2,7% yoy tahun ini, dengan kuatnya permintaan domestik dan aktivitas manufaktur yang masih ekspansif, penundaan pemangkasan suku bunga acuan The Fed menjadi perhatian utama.

Di sisi lain, ekonomi Tiongkok diproyeksikan tumbuh pada tingkat yang lebih lambat, yaitu sebesar 4,6% yoy di tahun 2024, dari 5,2% yoy di tahun sebelumnya. 

Eskalasi perang di Timur Tengah dan ketegangan geopolitik global yang meningkat memperumit dinamika ekonomi keuangan global, dengan arus modal portfolio yang keluar dari negara-negara berkembang menuju AS, yang pada gilirannya mempengaruhi nilai tukar mata uang berbagai negara.

Meski demikian, Indonesia berhasil mempertahankan stabilitas ekonominya dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tetap di atas 5,0% pada triwulan I-2024. 

Baca Juga:  Biaya Admin Transaksi dan Limit Bank BCA Naik, Berikut Rinciannya

Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan domestik yang tetap kuat, termasuk dari konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan lembaga non-profit, serta investasi bangunan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. 

Meskipun demikian, kinerja ekspor masih belum mencapai tingkat yang diharapkan akibat moderasi harga komoditas dan permintaan global yang lemah.

Ketahanan eksternal ekonomi Indonesia tetap stabil dengan kebijakan nilai tukar yang diarahkan untuk menjaga stabilitas Rupiah. 

Namun, pada akhir triwulan I-2024, nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi. 

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) terus berupaya untuk mengantisipasi dampak negatif dari ketidakpastian global dan menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia dengan respons kebijakan yang sinergis dan efektif.

Dengan kondisi perekonomian yang masih resilien di tengah dinamika global yang tidak pasti, Indonesia terus berupaya untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.(Novis)

Baca Juga:  BI Bersama Pemprov Gelar Seminar Bahas Kembalikan Kejayaan Lada, si Mutiara Hitam Sai Bumi Rua Jurai
  • Bagikan