DKI Jakarta

Menag Ajak Umat Islam Jadikan Indonesia Negeri Damai: Tiru Akhlak Mulia Rasulullah

×

Menag Ajak Umat Islam Jadikan Indonesia Negeri Damai: Tiru Akhlak Mulia Rasulullah

Sebarkan artikel ini
Menag Ajak Umat Islam Jadikan Indonesia Negeri Damai: Tiru Akhlak Mulia Rasulullah
Menag Yaqut Cholil Qoumas mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Foto: Istimewa

Potensinews.id – Menag ajak umat islam jadikan Indonesia negeri damai dengan tiru akhlak mulia Rasulullah.

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momentum memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Dalam pidatonya, Menag menekankan pentingnya meneladani akhlak mulia Rasulullah sebagai fondasi terciptanya masyarakat yang harmonis dan damai.

“Rasulullah SAW adalah teladan sempurna bagi kita semua. Beliau mengajarkan kita tentang pentingnya persaudaraan, toleransi, dan kasih sayang,” ujar Menag Yaqut.

“Di tengah keberagaman yang kita miliki, semangat persatuan dan kesatuan harus terus kita jaga,” tambah dia.

Menag juga mengingatkan bahwa Rasulullah berhasil membangun masyarakat Madinah yang majemuk namun tetap harmonis.

Baca Juga:  Dewan Pers Siap Dampingi Perusahaan Pers Kecil Hadapi Platform Digital

“Di Madinah, Rasulullah menyatukan berbagai suku dan agama dalam satu komunitas yang damai. Ini adalah contoh nyata bagi kita untuk membangun Indonesia yang lebih baik,” imbuhnya.

Menurut Menag, peringatan Maulid Nabi bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga menjadi momen refleksi diri.

“Mari kita intropeksi diri, sejauh mana kita telah mengamalkan ajaran-ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari,” ajak Menag.

Lebih lanjut, Menag mengajak seluruh komponen bangsa untuk terus menjaga kerukunan dan toleransi.

“Dengan mengamalkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin, kita dapat mewujudkan Indonesia sebagai negara yang baldatun tayyibatun wa rabbun ghafur,” pungkasnya.