Potensinews.id, BANDARLAMPUNG — Media pemberitaan di era digital saat ini memiliki peran yang sangat penting dan vital dalam persebaran informasi dan mampu mempengaruhi opini dan pandangan masyarakat. Terlebih di era media sosial di mana setiap orang bisa mengunggah konten sehingga banjir informasi tak bisa terelakkan.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Dr. Puji Raharjo, S.Ag., S.S., M.Hum, baru-baru ini.
Terkait dengan paradigma ini, Puji Raharjo menambahkan, dengan kehadiran dakwah NU di ruang digital sangat penting untuk ikut serta mewarnai dunia maya dengan konten-konten yang positif dan mencerahkan. Ia pun mendukung penuh eksistensi NU Online Lampung sebagai bagian dari media resmi NU dalam menyebarkan nilai-nilai Ahlussunnah wal jamaah yang menyejukkan di tengah masyarakat.
“NU Online Lampung menjadi salah satu sub-domain NU Online yang luar biasa dan bisa mewarnai informasi dakwah di tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya.
Puji Raharjo mengungkapkan, selain mudah, dakwah digital walaupun dari hal-hal yang kecil namun bisa berdampak besar di masyarakat. “Hal kecil bisa terlihat dan berdampak besar di media sosial. Kegiatan seperti pengajian di berbagai daerah, walaupun skup kecil bisa terlihat dan berdampak besar dengan narasi yang baik,” ujarnya.
Dari hal ini, Puji Raharjo mengajak, segenap pengurus dan warga NU untuk ikut serta andil dengan menviralkan kegiatan-kegiatan ke-NU-an dan keaswajaan yang digelar di masyarakat dengan narasi atau tulisan dakwah yang menyejukkan dengan mengirimkannya ke NU Online.
Setiap kegiatan pengajian dan kegiatan NU lanjutnya, tidak boleh hanya berhenti di level jamaah yang hadir, namun bisa menyebar luas di ruang-ruang digital. Melalui upaya ini, maka syiar NU khususnya di Lampung akan semakin bersinar.
“Mari kita jadikan media sosial kita sebagai ajang dakwah yang mampu membawa keberkahan dengan mewarna beranda Medsos dengan dakwah NU,” ajaknya.
Penguatan konten-konten positif di Medsos harus diperkuat karena fakta saat ini menunjukkan ha-hal negatif lebih cenderung mudah tersebar dari hal-hal positif. Pengarusutamaan kebaikan sekaligus mengikis kemungkaran di media sosial harus terus diperkuat.
“Perintah dalam Islam jelas menegaskan Amar Maruf Nahi Mungkar (Mengajak kepada kebaikan, mencegah kemungkaran). Bukan Nahi Mungkar dulu. Namun di masyarakat banyak yang menonjolkan Nahi Mungkar dulu. Padahal Amar maruf itu yang lebih penting,” terangnya. (*/HPS)