Potensinews.id, BANDARLAMPUNG – Dalam kunjungan kampanyenya ke Bandarlampung, cawapres nomor urut 3, Mahfud Md, menegaskan komitmennya untuk merawat Rumah Daswati, bangunan bersejarah yang menjadi saksi berdirinya Provinsi Lampung.
Pernyataan ini disampaikan Mahfud saat menghadiri acara ‘Tabrak Prof’ di Bento Kopi, Bandarlampung pada Kamis, 25 Januari 2024, malam.
Kepedulian Mahfud terhadap Rumah Daswati terungkap setelah mendengar keluhan dari warga asli Lampung tentang kondisi bangunan tersebut yang kini terabaikan.
“Oke ini menjadi catatan utama saya dari tabrak di Lampung malam ini, yaitu Rumah Daswati, yang terabaikan, bukti sejarah berdirinya provinsi Lampung,” ungkap Mahfud.
Mahfud tidak hanya fokus pada Rumah Daswati, tetapi juga berjanji akan merawat setiap peninggalan sejarah di berbagai daerah.
Baginya, ini merupakan cara mengenang perjuangan para pendahulu.
“Karena dari sejarah itu kita bisa menggali warisan-warisan bernilai dari para pendahulu kita,” tutur Mahfud.
Lebih lanjut, Mahfud menekankan pentingnya peninggalan bersejarah bagi kelangsungan bangsa.
“Peninggalan museum-museum di tingkat daerah itu sangat penting artinya bagi kelangsungan bangsa ini, untuk terus mempertahankan nilai-nilai budaya luhurnya,” tandasnya.
Rumah Daswati
Rumah Daswati, yang pernah menjadi inti perjuangan pembentukan Provinsi Lampung, kini hanya tinggal bayang-bayang masa lalunya.
Bangunan bersejarah ini, terletak di Jalan Tulang Bawang Nomor 175 A Tanjungkarang, kini Jalan Tulang Bawang Nomor 11 Enggal, Bandarlampung, semakin terlupakan, tersembunyi di balik pagar tembok beton.
Pada tahun 1963, Rumah Daswati memainkan peran penting dalam sejarah Lampung.
Tempat ini, yang merupakan singkatan dari Daerah Swatantra Tingkat, menjadi pusat pertemuan penting para tokoh Lampung yang merumuskan dan memperjuangkan pembentukan provinsi mereka.
Mereka, yang kesulitan mengurus pemerintahan karena keharusan untuk berkoordinasi dengan pemerintah di Palembang, mengambil langkah berani untuk mendirikan Lampung sebagai provinsi tersendiri.
Upaya awal mereka, termasuk petisi kepada Pemprov Sumatera Selatan, gagal membawa hasil.
Namun, tekad mereka tidak goyah. Pada 28 Februari 1963, sebuah rapat di rumah Radja Sjah Alam di Tanjungkarang menghasilkan pembentukan panitia perjuangan Daswati I Lampung.
Panitia ini mengadakan rapat pertama pada 7 Maret 1963 di gedung perjuangan 45, membuka jalan bagi lahirnya Provinsi Lampung.
Sekarang, Rumah Daswati, yang pernah menjadi jantung dari gerakan penting ini, hampir tak terlihat lagi, tertutup oleh pembangunan modern yang mengelilinginya.
Situs yang seharusnya menjadi sumber kebanggaan dan pengingat perjuangan para pendiri Provinsi Lampung, menjadi hampir terlupakan, sebuah simbol ironis dari ketidakpedulian terhadap sejarah yang begitu penting. (Virgo/Jon)