BERITA

Utang Luar Negeri RI Melesat Rp6.349 Triliun, Perlu Khawatir?

×

Utang Luar Negeri RI Melesat Rp6.349 Triliun, Perlu Khawatir?

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi hutang Indonesia naik. Foto: Aristya Rahadian Krisabella

Potensinews.id, BANDARLAMPUNG – Bank Indonesia (BI) merilis data terbaru yang menunjukkan bahwa utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai titik tertinggi pada akhir kuartal IV/2023, mencapai angka Rp6.349 triliun atau setara dengan US$407,1 miliar (dengan asumsi kurs Rp15.596 per dolar AS).

Pertumbuhan ini mencatatkan kenaikan sebesar 0,2 persen secara tahunan (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa peningkatan signifikan ini sebagian besar disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik.

Dia juga menyoroti dampak pelemahan mata uang dolar AS terhadap mata uang global, termasuk rupiah.

Pada kuartal IV/2023, ULN pemerintah mencapai US$196,6 miliar, menunjukkan pertumbuhan sebesar 5,4 persen.

Erwin menyebut bahwa penarikan pinjaman luar negeri, khususnya dari pinjaman multilateral, turut berkontribusi signifikan dalam pertumbuhan ini.

Baca Juga:  Kakanwil Kemenag Lampung Pimpin Doa Pengukuhan Perwakilan Kepala Bank Indonesia

“Investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) juga meningkat seiring dengan sentimen positif di pasar keuangan global yang mulai stabil,” ungkapnya, lewat keterangan yang diterima pada Kamis, 15 Februari 2024.

Pemanfaatan ULN pemerintah fokus pada belanja prioritas, terutama sektor kesehatan, kegiatan sosial, administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib.

Erwin menegaskan bahwa posisi ULN pemerintah dianggap aman dan terkendali, dengan sebagian besar memiliki tenor jangka panjang, mencapai 99,8 persen dari total ULN pemerintah.

Di sisi lain, ULN swasta melanjutkan tren kontraksi pertumbuhan.

Pada kuartal IV/2023, ULN swasta mencapai US$197 miliar, mengalami kontraksi sebesar 1,9 persen (yoy).

Lembaga keuangan dan perusahaan bukan lembaga keuangan masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,4 persen (yoy) dan 1,8 persen (yoy).

Baca Juga:  BI Optimis Inflasi Dua Gabungan Kota di Lampung Terkendali, Meski Lebih Tinggi dari Bulan Sebelumnya

ULN swasta terutama berasal dari sektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, serta pertambangan dan penggalian.

Meskipun kontraksi terjadi, Erwin menekankan bahwa struktur ULN swasta tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Perlukah Kita Khawatir?

Dalam menjawab pertanyaan apakah perlu khawatir dengan jumlah ULN yang melesat ini, Erwin menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat. Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada pada angka 29,7 persen, dengan dominasi ULN jangka panjang mencapai 86,6 persen dari total ULN.

Bank Indonesia dan Pemerintah berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, dengan menjaga penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Baca Juga:  Ketua PMI Provinsi Lampung, Menyerahkan Bantuan Sosial di Kampung Negeri Baru, Kabupaten Way Kanan

“Meskipun tantangan global masih ada, langkah-langkah ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global,” tandas Erwin. (Virgo/Jon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *