Potensinews.id, BANDARLAMPUNG –Program makan gratis yang tengah digulirkan mendapat sorotan tajam akibat anggaran fantastis yang dibutuhkan.
Diperkirakan, tahun perdana implementasi program ini akan menghabiskan dana mencapai Rp100-120 triliun.
Menanggapi hal ini, Wakil Ketua Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan bahwa penganggaran kolaboratif menjadi kunci.
“Pada tahun perdana, kami menargetkan 50-60 persen pembiayaan melalui APBN, sisanya melalui pendekatan Collaborative Farming dengan industri pangan, termasuk swasta nasional dan BUMN Pangan,” ujarnya, Jumat (23/2/2024).
Budiman menegaskan bahwa swasta nasional dan BUMN Pangan akan berperan membiayai sekitar 40-50 persen dari kebutuhan.
Dengan demikian, terbentuklah kerjasama yang diharapkan dapat menjaga keberlanjutan program ini.
Pemerintah, kata Budiman, akan memperoleh suplai bahan pangan sesuai kebutuhan program.
Sementara itu, mitra industri pangan akan mendapatkan kepastian suplai komoditas industrinya dari sumber produksi pangan yang sama di desa-desa mitra program.
Pendekatan gotong-royong diharapkan dapat menciptakan kondisi “everybody happy,” di mana setiap pemangku kepentingan merasakan manfaatnya.
“Dengan tetap memastikan negara bisa memenuhi komitmennya memberi makan siang dan minum susu gratis secara efektif dan efisien,” kata dia.
Koordinasi dengan Pemerintah daerah dan Pemerintah desa akan difokuskan pada kesiapan penyediaan bahan pangan yang dibutuhkan.
Ketersediaan bahan pangan dan sumber produksi menjadi kunci keberhasilan program ini, dan Budiman berharap sinergi ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan.