Potensinews.id, BANDARLAMPUNG –Menteri Warisan Budaya Israel, Amichai Eliyahu, kembali menjadi sorotan publik setelah mengeluarkan pernyataan kontroversial yang menyerukan penghapusan bulan suci Ramadan.
Eliyahu, yang sebelumnya mencetuskan kontroversi dengan usulan bom nuklir ke Jalur Gaza, kini mengklaim bahwa eskalasi konflik Israel-Palestina sering terjadi selama bulan Ramadan.
Politikus ekstremis sayap kanan dari Partai Otzma Yehudit ini, yang dipimpin oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvi, menyatakan kekhawatirannya terhadap potensi eskalasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza pada bulan Ramadan 1445 H.
Dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel baru-baru ini, Eliyahu menyatakan, apa yang disebut sebagai bulan Ramadan harus dihapus.
“Ketakutan kami terhadap bulan ini juga harus dihilangkan,” kata dia, dikutip dari Anadolu Agency dan Middle East Monitor pada Selasa, 5 Maret 2024
Pernyataan kontroversial tersebut memicu kecaman dari berbagai kalangan dan mendapat respons negatif dari netizen.
Eliyahu sebelumnya menuai kritik keras atas usulannya terkait bom nuklir, yang menciptakan ketegangan lebih lanjut dalam hubungan Israel-Palestina.
Sementara itu, jumlah korban warga sipil Gaza Palestina terus meningkat, melampaui 30.000 orang sejak dimulainya agresi Israel pada Oktober 2023.
Kondisi ini menunjukkan dampak serius konflik yang terus berlanjut di kawasan tersebut.
Pernyataan kontroversial Menteri Warisan Budaya Israel menambah kompleksitas situasi geopolitik di Timur Tengah.
Sementara dunia internasional terus memantau perkembangan konflik yang berdampak besar pada keamanan dan stabilitas regional. (Virgo/Jon)