Potensinews.id – Indikasi korupsi ketahanan pangan di Pagar Jaya Inspektorat siaga.
Menindaklanjuti permasalahan program ketahanan pangan di Tiyuh Pagar Jaya, Kecamatan Lambu Kibang, Tulangbawang Barat (Tubaba), pihak kecamatan akan segera membuat agenda monitoring dan evaluasi.
Langkah ini diambil untuk memastikan keberlangsungan program yang seharusnya menjadi penopang kesejahteraan warga setempat.
Cherry, Camat Lambu Kibang, saat ditemui awak media di ruang kerjanya, menyatakan akan segera mengambil langkah tegas terkait permasalahan di Tiyuh Pagar Jaya.
Tindakan pertama yang akan dilakukan adalah menjadwalkan monitoring dan evaluasi dengan pendamping tiyuh setempat.
“Kami akan segera menjadwalkan monitoring dan evaluasi untuk menindaklanjuti permasalahan ini.
“Langkah awal yang kami ambil adalah memeriksa dokumen mulai dari perencanaan hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Tiyuh (APBT),” ujar Cherry, Selasa, 14 Mei 2024.
Cherry juga menegaskan, jika terdapat indikasi kerugian negara, maka hal tersebut akan menjadi kewenangan Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) atau inspektorat.
Pihak kecamatan hanya berfungsi sebagai pengawas dan pembina.
“Kami memiliki APIP. Nantinya, jika ditemukan indikasi kerugian negara, maka itu akan menjadi kewenangan APIP.
“Langkah awal kami adalah memeriksa dokumen perencanaan anggaran, evaluasi anggaran, dan surat APBT,” tegas Cherry.
Pihak kecamatan juga berjanji bahwa hasil dari pemanggilan dan evaluasi tersebut akan segera dilaporkan ke pihak inspektorat.
“Lalu, saat evaluasi dan monitoring, kami akan melaporkan ke APIP bersama pendamping desa untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan,” tambahnya.
Dengan langkah ini, diharapkan permasalahan yang ada dapat segera teratasi, dan program ketahanan pangan di Tiyuh Pagar Jaya dapat berjalan sesuai rencana.
Pihak kecamatan pun berkomitmen untuk terus mengawasi dan membina program-program yang ada demi kesejahteraan masyarakat.
Sebelumnya, program ketahanan pangan yang digulirkan melalui Dana Desa (DD) tahun 2023 di Tiyuh Pagar Jaya, Kecamatan Lambu Kibang, diduga mengalami kegagalan serius dan menjadi ajang korupsi.
Hal ini terungkap dari keterangan dari Eko, yang menjabat sebagai bendahara Tiyuh.
Dia menyebut, DD tahun 2023 dialokasikan untuk program ketahanan pangan, termasuk pembelian kambing, bibit ikan lele, dan pengerasan jalan.
Namun, hasil pelaksanaannya mengecewakan.
“Ekspektasi kami tinggi, namun realitanya kami hanya berhasil membeli 4 ekor kambing yang kami salurkan ke masyarakat.
“Lalu, menanam bibit ikan lele di embung tiyuh yang sayangnya tidak berkembang, serta pembangunan beberapa gorong-gorong dan pengerasan jalan di suku dua,” ujar Eko, Jumat, 10 Mei 2023.
Ketika dimintai rincian anggaran yang digunakan untuk setiap kegiatan, Eko mengaku lupa karena sudah melewati tahun anggaran tersebut.
Namun, ketika dikonfirmasi kepada penerima manfaat yang disebutkan oleh Eko, ternyata kambing yang disebut sebagai bantuan dari tiyuh ternyata merupakan milik pribadi, bukan sumbangan dari Dana Desa.
“Tidak ada bantuan dari desa, apalagi berupa kambing.
“Saya tidak pernah menerima. Kambing-kambing ini adalah milik pribadi yang telah saya pelihara sejak lama,” ungkap salah satu penerima manfaat Dana Desa.
Di tempat lain, mantan Ketua Badan Perwakilan Tiyuh (BPT) mengungkapkan alasan pengunduran dirinya dari jabatan tersebut.
Ia menyebutkan bahwa pengelolaan Dana Desa tidak transparan dan BPT tidak dilibatkan dalam setiap tahap pengelolaannya. (Heri)
