Potensinews.id – Program Nenemo di Marga Jaya Indah disinyalir jadi ladang bisnis kepalo tiyuh.
Program Keluarga Nenemo Mandiri di Tiyuh Marga Jaya Indah (MJI), Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Tulangbawang Barat, yang seharusnya menjadi salah satu program utama untuk menuntaskan stunting dan menunjang perekonomian masyarakat, kini disinyalir menjadi ajang bisnis oleh Kepalo Tiyuh setempat.
Indikasi tersebut muncul setelah adanya laporan dari masyarakat tentang pelaksanaan program yang dianggap tidak transparan dan terkesan dimanfaatkan untuk mencari keuntungan pribadi oleh oknum Kepalo Tiyuh Haryono.
Program yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan pembelian kambing dan penerapan teknologi hidroponik, kini menuai kontroversi.
Dalam penjelasannya pada Rabu, 12 Juni 2024, Haryono mengungkapkan bahwa Dana Desa digunakan untuk membeli 22 ekor kambing dan tanaman hidroponik sebagai tahap pertama program ketahanan pangan.
“Kita di tahap pertama ini dana desa kita membeli kambing sebanyak 22 ekor yang kita bagikan di tiga kelompok yaitu di Suku 02 ada dua kelompok dan di suku 03 satu kelompok.
“Dan untuk anggarannya dalam satu ekor kambingnya Rp2 juta, juga ada tanaman hidroponik yang kita letakkan di samping balai Tiyuh,” ungkapnya.
Namun, saat awak media menanyakan lebih lanjut tentang rincian program selain kambing dan hidroponik, Haryono berkilah sedang sibuk dan meninggalkan tempat dengan nada arogan.
“Ke balai Tiyuh aja temui kasi kesejahteraan dan kaur perencanaan itu yang lebih paham,” ujarnya sembari pergi meninggalkan awak media Potensinews.id yang sedang mengonfirmasi dengannya.
Di tempat terpisah, kaur perencanaan Patimah, didampingi oleh Putri, Kasi Kesejahteraan, menjelaskan bahwa anggaran belanja kambing sebesar Rp44 juta.
Namun, mengenai proses pengadaan, mereka mengaku tidak mengetahui secara rinci.
“Kalau untuk pagu anggaran belanja kambing per ekornya sebesar Rp2 juta dan pagu keseluruhannya Rp44 juta. Persoalan penyedia kambing warga Bojong Dewa Pak Dandi, kalau teknis pengadaannya kurang paham saya,” papar mereka.
Usup, salah satu penerima kambing di Suku 02, membenarkan dirinya telah menerima bantuan kambing dari pemerintah Tiyuh Marga Jaya Indah.
“Ya mas, saya dapat kambing yang diberikan dari Tiyuh sebanyak empat ekor, jenis kambing biasa bukan kambing jenis besar, kambing yang diberikan juga kambing perempuan semua,” ungkapnya.
Di lain tempat, Dandi, penyedia kambing warga Bojong Dewa, mengakui bahwa dirinya diminta untuk mencarikan kambing sebanyak 22 ekor oleh Haryono, Kepalo Tiyuh MJI.
“Saya didatangi pak Haryono untuk minta carikan kambing perempuan sebanyak 22 ekor dengan harga Rp1.700.000,” jelasnya di kediamannya.
Dugaan adanya markup harga kambing dari Rp1.700.000 menjadi Rp2 juta per ekor ini menimbulkan kecurigaan masyarakat terhadap integritas pelaksanaan program Nenemo Mandiri di Tiyuh MJI.
Hal ini memicu desakan dari berbagai pihak untuk melakukan audit dan investigasi lebih lanjut guna memastikan transparansi dan akuntabilitas penggunaan Dana Desa agar tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
Dengan berbagai polemik yang terjadi, harapan masyarakat Tiyuh Marga Jaya Indah agar program ini benar-benar dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, kini dipertaruhkan.
Keterbukaan dan tanggung jawab dari pihak berwenang sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pelaksanaan program pemerintah di tingkat desa. (Heri)