Artikel

Kantin Uye Perpustakaan Tinggal Kenangan: Tempat Nongkrong Paling Ngangenin

×

Kantin Uye Perpustakaan Tinggal Kenangan: Tempat Nongkrong Paling Ngangenin

Sebarkan artikel ini
Kantin Uye Perpustakaan Tinggal Kenangan: Tempat Nongkrong Paling Ngangenin
Semua kenangan tinggal kenangan: Selamat Tinggal Kantin Uye. Foto: Istimewa

Potensinews.id – Kantin Uye perpustakaan tinggal kenangan tempat nongkrong paling ngangenin.

Beberapa hari lalu, dilaman depan FB saya, terdapat status dari Kiki, Pemilik kantin “Ute” alias Warung Perpus.

“Semua kenangan tinggal kenangan: Selamat Tinggal Kantin Uye, disertai dengan sebuah video pendek pembongkaran kantin yang menjadi salah satu legenda Unila tersebut”, tulisnya.

Saya memberi komentar “Pindah kemana Ki?”. “Pindah ke belakang halte”, jawabnya.

Sebagai salah satu kantin legenda di Kampus Unila, agak sedih juga sih.

Cerita makan pecel dan mie ayam di sini, termasuk cerita makan “Di bawah Pohon Rindang” meninggalkan kenangan tak terlupakan selama bertahun-tahun.

Di sini saya biasanya makan ramai-ramai bersama sang pujaan hati, satpam, mahasiswa dan pegawai-pegawai. Nggak tau juga kenapa kantin Uye dipindahkan.

Kebahagiaan memang tidaklah melulu bercerita tentang jabatan, kekayaan atau aktivitas hingga makanan mewah.

Hal-hal yang sangat sederhana pun bisa menjadi suatu kebahagiaan tersendiri.

Seperti halnya makan pecel atau soto sambil nongkrong dengan satpam atau mahasiswa di kantin Uye ini. Saya selalu sampaikan bahwa “Dang lupo BAHAGIA geh.

Jujur aja agak sedikit sedih juga sih. Sepertinya ada sesuatu yang hilang gitu lo, meski terhibur pindahnya nggak jauh-jauh amat.

Sebagai kenangan, berikut adalah cerita dari Kiki “Kantin Uye” belakang perpus kepada saya beberapa tahun lalu.

Baca Juga:  Rektor Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., IPM Lantik Tujuh Pejabat Baru Universitas Lampung

KIta kasih pantun dulu ya gaes !

Pergi ke Kantin di belakang perpus

Makan soto bersama Mantan

Soto cekernya berasa maknyus

Membuat Nongkrong menjadi nyaman.

Bagi sebagian warga kampus, ada pepatah, “Kampusku adalah rumahku”, karena begitu banyaknya waktu dihabiskan di tempat ini.

Kantin di kampus memang menjadi salah satu tempat ideal untuk ngobrol atau nongkrong.

Kantin juga oleh sebagian warga kampus digunakan sebagai tempat untuk melepas ngantuk sambil menunggu kuliah selanjutnya.

Di sekitaran Kampus Unila, ada beberapa tempat yang menjadi preferensi tempat nongkrong, mulai dari warung makan hingga cafe-cafe.

Tempat nongkrong ini biasanya dikenal, khususnya mahasiswa, selain karena memiliki rasa yang pas dilidah alias maknyus, tetapi juga karena harganya yang ramah dikantong.

Beberapa tempat yang direkomendasi dan dikangenin oleh alumni atau senior-senior Unila, diantaranya bakso mas Yon, Kantin FKIP, Kantin Uye, FEB lounge dan cafe-cafe di sekitar kampus.

Buat warga Unila, sepertinya belum bisa dikatakan mahasiswa atau alumni Universitas Lampung, kalo belum pernah mencicipi pecel dan soto Ayam di kantin Uye, yang ada di belakang perpustakaan.

Kantin ini memang harganya sangat worth it buat kantong mahasiswa.

Jadi, kalo ente lagi paceklik di akhir bulan alias belum dapat kiriman uang dari ortu, cobain deh datang ke kantin Uye.

Baca Juga:  Muhasabah Akhir Tahun: Refleksi Diri untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Disini kamu bisa nyobain aneka menu mulai dari Pecel, Soto ayam ceker, hingga mie ayam, dan bakso.

Untuk saya sendiri, menu favorit saya adalah pecel ditambah kuah soto.

Untuk level pedasnya, (mulai dari level preman sampai level juragan) kita bisa atur dengan menambahkan sambal yang sudah disediakan.

Harga makanan seperti pecal, mie ayam dan soto dibanderol dengan harga Rp12.000 saja.

KIta juga tentu bisa memesan berbagai minuman minuman mulai dari es teh, kopi panas, Cappucino yang dibanderol seharga Rp5,000.

Tidak heran uye ini salah satu spot favorit tongkrongan mahasiswa unila, terutama anak-anak FT.

Satu lagi gaes, kalo kita pesan makanan disini, kita dapat topping kerupuk sepiring GRATIS he he he.

Berdasarkan pengalaman saya, semua makanan disini rasanya cukup mantap.

Sehingga jangan sampai kesiangan ya, karena pecelnya cepat banget habis. Hati ini, saya datang ke kantin pukul 12:30 dan mendapati sambutan “Maaf pecalnya habis bang”.

Menurut cerita Kiki (40), pemilik kantin, tempatnya ini memang menjadi tempat tongkrongan favorit mahasiswa, khususnya mahasiswa-mahasiswa yang lagi pusing.

“Biasanya yang lagi pusing mau bimbingan dan ketemu dosen killer, biasanya dengan nongkrong dan makan disini selalu ada solusi,” ujar Kiki.

Kiki juga bercerita banyak pejabat pusat dan daerah yang pernah makan disini.

Baca Juga:  Sivitas Akademika Unila Gelar Upacara Peringatan HUT ke-78 RI

Pada saat pelaksanaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 yang lalu, misalnya, Gus Baha sempat mampir dan mencicipi pecel di kantinnya.

“Saat itu orang-orang berdatangan dari berbagai kalangan, mulai dari peserta sidang, anggota TNI dan Polri, hingga Paspampres pernah makan atau membeli kopi disini,” ujarnya.

“Pak Sugeng, rektor senior, saat menjadi rektor juga suka membeli pecel atau mie ayam disini”, tambah Kiki.

Ia juga menyebutkan beberapa pejabat yang pernah makan atau pesan bungkus disana seperti bu Rektor, Kepala Biro, Dosen-dosen, hingga mantan Kapolda.

Keberadaan kantin Uye ini dimulai pada tahun 1981, pada jaman rektor Prof Margono.

Pertama kali, pemilik kanti Bapak Sugiman (ayah Kiki) berdagang di FKIP. Menu makanan yang ditawarkan tetap sama dari dulu hingga sekarang.

Pada tahun 1994, kantin Uye pindah ke perpustakaan. Agar terlihat lebih rapi, tahun 1994, rektor Prof. Muhajir Utomo memberikan tempat Di bawah Pohon Rindang (DPR) belakang perpustakaan, yang kini tinggal kenangan.

Mengakhiri tulisan ini, izinkan saya kembali memberikan sebuah pantun jenaka:

Srikaya tumbuh di dekat bambu

Rasanya manis semanis madu

Kalau sedang kita merindu

Dekaplah ia bilang “I Love You”

Mohon maaf andaikata salah kata dan salam hanggum jak kiai Admi.

 

Oleh: Prof. Admi Syarif, PhD