BERITA

Konflik Gajah-Manusia Kembali Pecah di Air Sugihan, Habitat Menyusut Jadi Pemicu

×

Konflik Gajah-Manusia Kembali Pecah di Air Sugihan, Habitat Menyusut Jadi Pemicu

Sebarkan artikel ini
Konflik Gajah-Manusia Kembali Pecah di Air Sugihan, Habitat Menyusut Jadi Pemicu
Konflik antara gajah dan manusia kembali terjadi di kawasan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pada 8 Maret 2025. | Ist

Potensinews.id – Konflik gajah-manusia kembali pecah di Air Sugihan, habitat menyusut jadi pemicu.

Konflik antara gajah dan manusia kembali terjadi di kawasan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), pada 8 Maret 2025.

Peristiwa yang viral di media sosial ini menandai menyusutnya habitat gajah di wilayah yang merupakan kantong habitat gajah terbesar di Sumatera Selatan.

Penyebab utama konflik ini adalah alih fungsi lahan habitat gajah untuk berbagai kebutuhan manusia, seperti permukiman, pertanian, perkebunan, dan industri. Laporan Departemen Kehutanan tahun 2007 menyebutkan bahwa sekitar 83 persen wilayah habitat gajah di Air Sugihan telah berubah menjadi perkebunan.

Penyusutan habitat ini diprediksi akan terus berlanjut seiring meningkatnya kebutuhan lahan.

Baca Juga:  SMK Negeri 8 Palembang Ajak Siswa Maknai Ramadhan dengan Ibadah dan Silaturahmi

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya mitigasi konflik, seperti sosialisasi dan pelatihan, pembangunan menara pantau gajah, pemasangan GPS collar, serta mendorong kearifan lokal masyarakat dalam menghormati gajah.

Namun, upaya-upaya tersebut dinilai belum efektif.

“Pemerintah dan perusahaan tampak tidak serius menangani konflik yang terjadi. Padahal, tradisi masyarakat yang menghormati gajah merupakan modal besar untuk melestarikan gajah Sumsel, namun modal itu tidak cukup tanpa langkah preventif dan komprehensif pihak terkait,” ujar Sugita, seorang pengamat lingkungan.

Sugita menekankan pentingnya strategi penanganan konflik yang holistik.

Masyarakat perlu dibekali pemahaman tentang perilaku gajah dan cara penghalauan yang sesuai aturan, serta didukung dengan sarana-prasarana mitigasi yang memadai.

Baca Juga:  Akad Nikah Berlangsung Khidmat, Budi Herwanto dan Jajirotul Fitri Resmi Menjadi Pasangan Suami Istri

“Selain itu, penting juga gajah harus disediakan area yang nyaman dan aman sehingga mereka tidak perlu lagi mencari pakan ke lahan pertanian ataupun permukiman warga. Jika semuanya berjalan, manusia, dunia usaha, dan gajah bisa hidup berdampingan secara harmonis,” tambahnya.

Konflik ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam.

Diperlukan langkah-langkah nyata dan berkelanjutan dari semua pihak untuk memastikan habitat gajah tetap terjaga dan konflik serupa tidak terulang kembali.