Potensinews.id – Dermaga Lipang Sangihe hancur diterjang ombak, ekonomi warga terancam.
Kondisi memprihatinkan dialami Dermaga Pelabuhan Lipang di Kampung Lipang, Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Dermaga yang menjadi urat nadi perekonomian warga setempat ini rusak parah, dengan hampir seluruh tiang penyangga patah dan ambruk, akibat terjangan cuaca ekstrem dan ombak besar pada tahun 2022.
Kerusakan parah ini mengakibatkan lumpuhnya aktivitas bongkar muat barang dan sangat mengganggu perekonomian masyarakat Kampung Lipang.
Kapitalaung (Kepala Kampung) Lipang, Hasanudin Andaria, mengungkapkan bahwa sejak dermaga rusak, kapal tidak lagi bisa berlabuh.
Akibatnya, warga dan pedagang kesulitan untuk bepergian dan berbelanja kebutuhan pokok ke Tahuna, ibu kota kabupaten.
“Banyak pedagang dan masyarakat mengeluh karena tidak ada kapal. Mereka harus sewa perahu tradisional untuk melakukan perjalanan ke Tahuna dengan biaya yang mahal,” ujar Hasanudin, Jumat, 25 April 2025.
Hasanudin berharap pemerintah pusat hingga daerah dapat segera memperbaiki dan memberikan perhatian serius terhadap pembangunan kembali Dermaga Lipang.
Ia menekankan betapa sulitnya kondisi masyarakat saat ini tanpa adanya akses transportasi laut yang memadai.
Bahkan, petugas yang bertugas di kampung tersebut harus mengeluarkan biaya mahal untuk menyewa perahu, terutama saat cuaca buruk.
Senada dengan Kapitalaung, Ketua Majelis Tua Kampung (MTK) Lipang, Radiat Pangurisang, S.Pd., melalui sambungan telepon, mendesak agar perbaikan dermaga segera direalisasikan.
Ia mencontohkan, sebelum dermaga rusak, biaya transportasi laut pulang pergi ke Tahuna hanya Rp20.000.
Namun kini, warga harus menyewa perahu dengan biaya mencapai Rp400.000, yang sangat memberatkan, terutama bagi masyarakat miskin yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan.
“Kami bersama masyarakat berharap agar dermaga bisa diperbaiki untuk menunjang perekonomian. Sudah cukup lama kami rasakan tidak ada kapal yang berlabuh, tidak ada bongkar muat barang. Jika perbaikan ini dibiarkan lama, akan semakin parah dan berdampak pada pelayanan masyarakat, bahkan membahayakan pengguna pelabuhan,” tegas Radiat.
Menanggapi kondisi ini, Koordinator Sosial Media Respon Team dari Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas II Tahuna, Melfrids Palenewen, menjelaskan bahwa Kementerian Perhubungan pada tahun 2023/2024 telah melakukan studi rencana induk pelabuhan sebagai persiapan perbaikan Dermaga Lipang.
Saat ini, dokumen rencana induk tersebut masih menunggu pengesahan dari pemerintah daerah.
“Setelah dokumen disahkan, kami akan mengusulkan untuk dibuatkan studi detail engineering design (DED) yang digunakan untuk melihat seberapa besar kerusakan dan menghitung biaya yang diperlukan, serta melakukan konstruksi desain untuk pelabuhan Lipang. Setelah itu selesai, baru kami mengusulkan apakah rehabilitasi atau replacement yang akan kami lakukan untuk pelabuhan Lipang,” jelas Melfrids.
Pihak UPP Kelas II Tahuna menyatakan komitmen untuk melakukan percepatan proses perbaikan.
Setelah rencana induk disahkan oleh pemerintah daerah, pihaknya akan membawa usulan anggaran dalam pembahasan rencana kerja anggaran kementerian lembaga.
“Kami antusias mendukung program pemerintah kabupaten kepulauan Sangihe untuk percepatan masalah transportasi di Pulau Lipang dan pulau lainnya. Kami juga perlu dukungan data pendukung Rencana Induk Pelabuhan dan Studi Lingkungannya agar sesuai dengan tata ruang dan peruntukan zona daerah lingkungan kerja dan perairan di tiap pelabuhan yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe,” pungkas Palenewen. (Fandy)