Potensinews.id – Terbitkan berita dana desa, biro media di Tubaba diintimidasi pria tak dikenal.
Sebuah biro media di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Lampung, mengaku menerima telepon bernada ancaman dan ketus dari seorang pria tak dikenal.
Insiden ini terjadi pada Jumat, 9 Mei 2025, tak lama setelah media tersebut menerbitkan pemberitaan mengenai dugaan penggunaan Anggaran Dana Desa (ADD) oleh Kepala Tiyuh (Desa) F dan istrinya di Kecamatan Tumijajar untuk biaya perkuliahan.
“Saya sekarang ini memang ngutip-ngutip mana kepala desa yang nggak pas mau saya penjarain gitu loh,” kata pria yang mengaku dekat dengan Kepala Tiyuh F tersebut.
Pria yang identitasnya tidak diketahui ini terdengar kesal terhadap pemberitaan yang mengulas dugaan penyalahgunaan dana tersebut. Ia bahkan melontarkan ancaman yang lebih serius.
“Nggak main-main saya nggak tanggung-tanggung kalau kita tidak bisa menjarain, laju tetok galah rham sayan (langsung potong leher kita sendiri),” ujarnya menggunakan bahasa khas Lampung, yang diterjemahkan berarti siap berkorban jika gagal memenjarakan pihak yang dianggapnya salah.
Dalam pembelaannya, pria tersebut menjelaskan bahwa semua kegiatan terkait biaya perkuliahan Kepala Tiyuh akan dianggarkan dalam dana perubahan.
Ia mempertanyakan dasar berita yang telah terbit.
“Jadi berita kamu itu seperti apa? Saya mau tahu dulu sedangkan kepalo kan sudah ngomong bahwa itu akan dianggarkan dana perubahan itu pun belum terlaksana, walaupun belum terlaksana, kepalo itu sudah kuliah berarti dia menggunakan dana dia pribadi,” jelasnya.
Selain melontarkan ancaman dan pembelaan, pria tersebut juga memerintahkan perwakilan biro media yang menerbitkan berita untuk datang ke rumahnya pada hari yang sama, Jumat, 9 Mei 2025 pukul 15:30 WIB.
Ia kembali mengeluarkan pernyataan bernada provokatif dalam bahasa Lampung.
“Coba kutip temen pai kalau dia benar ku bui ken, nikew beng ku gawoh lamen lagi 100 atau 200 juta yak lagi wat guai ngebui kepalo,” ketusnya.
Pernyataan ini diartikan sebagai tantangan untuk mengumpulkan rekan-rekan media, dengan klaim bahwa ia siap menggelontorkan dana ratusan juta rupiah untuk memenjarakan Kepala Desa, jika terbukti Kepala Desa tersebut benar (tidak bersalah), atau dalam konteks ancaman terhadap media.
Heri, perwakilan biro media tersebut, menyatakan keresahannya atas bahasa yang digunakan pria tak dikenal itu.
Ia menegaskan bahwa pihaknya hanya menjalankan fungsi sebagai sosial kontrol dan berpegang pada kaidah jurnalistik.
“Kami melakukan cek dan ricek. Benar atau tidaknya mereka punya hak jawab dan hak sanggah untuk klarifikasi, bukannya malah ngomong marah-marah,” pungkas Heri.
