BERITA

Praktikum Penologi, Mahasiswa Hukum Untan Kunjungi Lapas Pontianak

×

Praktikum Penologi, Mahasiswa Hukum Untan Kunjungi Lapas Pontianak

Sebarkan artikel ini
Praktikum Penologi, Mahasiswa Hukum Untan Kunjungi Lapas Pontianak
Puluhan mahasiswa Fakultas Hukum Untan Pontianak mengunjungi Lapas Kelas IIA Pontianak pada Rabu, 22 Mei 2025 dalam rangka praktikum mata kuliah Penologi. | Ist

Potensinews.id – Praktikum penologi, mahasiswa Hukum Untan kunjungi Lapas Pontianak.

Puluhan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak mendapatkan pengalaman berharga di luar ruang kuliah. Mereka mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pontianak pada Rabu, 21 Mei 2025 dalam rangka praktikum mata kuliah Penologi.

Kunjungan tersebut membuka wawasan mahasiswa mengenai praktik aktual penegakan hukum dan pembinaan narapidana.

Selain itu, merupakan jembatan antara teori hukum yang dipelajari di kampus dengan realitas di lapangan. Para mahasiswa secara langsung melihat proses asesmen, penyusunan program pembinaan, dan berbagai upaya rehabilitasi yang dijalankan di lapas.

Mereka diajak memahami bahwa lapas bukan hanya tempat penghukuman, melainkan juga ruang pemulihan martabat manusia.

Baca Juga:  Forum Silaturahmi Relawan Ganjar Mahfud Terus Bergerak Membantu Pengecatan Rumah Ibadah

Didampingi para dosen dan disambut oleh jajaran petugas pemasyarakatan, mahasiswa diajak menyelami berbagai dinamika pembinaan yang diterapkan.

Mereka mendalami pendekatan risk and need, sebuah kerangka strategis yang menyesuaikan pembinaan dengan tingkat risiko dan kebutuhan masing-masing narapidana. Pendekatan ini bertujuan agar rehabilitasi berjalan lebih efektif dan manusiawi.

Suasana dialog berlangsung terbuka, memungkinkan mahasiswa untuk aktif bertanya dan menggali pengalaman lapangan yang tidak akan mereka temui di bangku kuliah.

Mereka melihat langsung berbagai program pembinaan, mulai dari pelatihan keterampilan, kerajinan, pertanian, hingga pembinaan spiritual dan reintegrasi sosial.

Hal ini menunjukkan bahwa keadilan dapat hadir dalam bentuk yang menyembuhkan, bukan hanya menghukum.

Pengalaman ini menyadarkan mahasiswa bahwa memahami hukum tidak cukup hanya dari teks dan pasal, tetapi juga dari wajah-wajah yang berjuang di balik dinding tembok tinggi.

Baca Juga:  Ribka Tjiptaning Mengaku Tidak Tahu Banyak Kasus Korupsi di Kemnaker

Hukum, di Lapas Kelas IIA Pontianak, berjalan sebagai alat pembinaan, jembatan perubahan, dan kesempatan kedua bagi mereka yang ingin bangkit.

“Saya menyaksikan sendiri bahwa narapidana bukan sekadar masa lalu kelam. Mereka adalah manusia yang sedang menata ulang langkah hidupnya,” ujar salah seorang mahasiswa.

Lapas Kelas IIA Pontianak menunjukkan wajah pemasyarakatan yang kolaboratif dan progresif dengan membuka diri terhadap institusi pendidikan. Hal ini membuktikan bahwa lapas bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah transformasi.

Kunjungan ini menegaskan bahwa pendidikan hukum sejati tidak hanya melahirkan ahli hukum yang kritis, tetapi juga pribadi yang empatik dan peduli.

Di balik jeruji besi, mahasiswa menemukan cermin kemanusiaan dan dari sana tumbuh kesadaran bahwa menegakkan hukum sejatinya adalah memulihkan hidup, bukan mematikan harapan.

Baca Juga:  Marak Keberpihakan ASN, Integritas Pejabat Pemerintah Dipertanyakan