Potensinews.id – Ketua Muhammadiyah Lampung tegaskan LGBT musuh kemanusiaan.
Ketua Umum Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Lampung, Prof. Sudarman, dengan tegas menyatakan bahwa Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) adalah musuh kemanusiaan.
Menurutnya, perilaku seksual menyimpang ini sangat berbahaya, cepat menular, dan sulit disembuhkan.
Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Sudarman saat menerima audiensi rombongan inisiator Lampung Anti LGBT di Gedung Dakwah Muhammadiyah Lampung pada Rabu, 9 Juli 2025.
Rombongan tersebut terdiri dari Dr. H. Firmansyah, Habib Umar Asegaf, K.H. Ansori, S.P., K.H. Ahmad Sulaiman, dan Khadafi, S.P., M.M.
Prof. Sudarman menjelaskan bahwa perilaku LGBT sangat menyimpang karena para pelakunya merasa benar dalam menuruti hawa nafsu seks yang menyimpang.
“Dan ini dampak panjangnya sangat mengerikan. Dampaknya adalah kepunahan ras manusia. Punah karena enggan menikah normal dan berketurunan atau musnah karena Azab Allah sebagaimana Allah timpakan kepada Kaum Nabi Luth,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Prof. Sudarman mengajak seluruh elemen masyarakat Lampung, termasuk lintas organisasi masyarakat (ormas), partai politik, suku, dan agama, untuk memandang LGBT sebagai musuh kemanusiaan.
“Mari kita bergandengan tangan untuk memerangi perilaku menyimpang LGBT ini. Dan kita mendorong pemerintah daerah serta wakil rakyat untuk bersikap dan bertindak atas perilaku yang sudah marak ini,” pungkasnya.
Sementara itu, Dr. H. Firmansyah menjelaskan bahwa inisiatif Lampung Anti LGBT didasari keprihatinan terhadap maraknya LGBT yang dianggap sudah sangat meresahkan.
Ia menyoroti pertumbuhan pesat kelompok LGBT di Lampung yang disebut sudah merasuk ke seluruh sendi kehidupan masyarakat, mulai dari pondok pesantren, sekolah, berbagai profesi, institusi, hingga aparatur sipil negara (ASN) dan aparatur negara.
“Dan yang lebih memprihatinkan lagi, mereka sudah berani terang-terangan mengaku LGBT dan mengadakan even-even secara terbuka, bahkan sudah berani membuat grup medsos LGBT. Ada Grup LGBT Lampung, Bandar Lampung, Pringsewu, dan lain-lain yang anggotanya sudah mencapai belasan ribu,” jelas Firmansyah.
Senada, Habib Umar Asegaf, yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Darusegaf Lampung, meminta keterlibatan penuh Muhammadiyah Lampung untuk membersamai dan berperan aktif dalam gerakan masyarakat Lampung Anti LGBT.
“Mengingat Muhammadiyah memiliki umat yang besar dan sekaligus para pakar di berbagai bidang keilmuan, dan akses yang baik terhadap pemerintah karena banyak kadernya yang berperan penting dalam institusi Negara Indonesia,” ungkapnya.
Menanggapi ajakan tersebut, Prof. Sudarman menunjukkan semangat tinggi. Beliau menyebut bahwa Muhammadiyah telah sangat konsen dalam penanggulangan LGBT sejak tahun 1990-an.
Prof. Sudarman langsung menginstruksikan tiga pimpinan untuk aktif membersamai dan siap mendukung penuh dengan menyediakan segala sarana serta kepakaran yang diperlukan. Prof. Sudarman juga mengingatkan agar gerakan Lampung Anti LGBT ini memiliki nafas panjang dan niat jihad fisabilillah.