Potensinews.id — Komitmen memperluas akses pendidikan bagi pelajar di wilayah perbatasan dan daerah tertinggal terus menjadi prioritas Pengurus Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PW PII) Kalimantan Barat. Sebagai langkah konkret, PW PII Kalbar melakukan audiensi resmi ke Kantor Konsulat Malaysia di Pontianak, Selasa (15/07). Pertemuan ini menjadi momentum strategis untuk membangun komunikasi lintas negara demi mewujudkan pendidikan yang lebih inklusif dan merata.
Kunjungan tersebut disambut langsung oleh Konsul Malaysia di Pontianak, Bapak Azizul Zekri bin Abd Rahim. Ia mengapresiasi semangat PII Kalbar dalam memperkuat kemitraan kelembagaan berbasis edukasi. Dalam suasana dialog yang terbuka dan penuh semangat kolaboratif, kedua pihak saling bertukar pandangan mengenai peluang sinergi, seperti penyebaran informasi beasiswa, program pertukaran pelajar, serta kerja sama dalam penyelenggaraan event-event pendidikan.
Ketua Umum PW PII Kalbar, Reski Legianto, menegaskan bahwa kunjungan ini bukan sekadar agenda seremonial. Ia menilai audiensi ini sebagai bagian dari gerakan advokasi pendidikan untuk menjangkau suara-suara dari pelosok negeri.
“Kami ingin memastikan bahwa anak-anak dari desa dan wilayah perbatasan pun memiliki hak untuk bermimpi besar dan mendapatkan akses pendidikan terbaik,” ujarnya.
Sebagai organisasi pelajar yang telah berdiri sejak 1947, PII dikenal konsisten dalam membina karakter, kepemimpinan, dan literasi generasi muda. Jaringan kelembagaan PII yang meluas hingga ke daerah terpencil—dari PW, PD, hingga PDPT—menjadi kekuatan utama dalam menyebarkan nilai-nilai perjuangan pendidikan berbasis keislaman dan kebangsaan.
Kegiatan audiensi ini juga melibatkan perwakilan PD PII Kota Pontianak dan PDPT IAIN Pontianak, yang menambah kekuatan kolektif dalam gerakan. Selain membahas aspek teknis kerja sama, pertemuan ini juga menumbuhkan komitmen bersama untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Jamaludin, Kepala Bidang Komunikasi Umat PW PII Kalbar sekaligus inisiator kegiatan, menyampaikan optimisme dari hasil pertemuan tersebut.
“Kami percaya bahwa pendidikan adalah jembatan menuju masa depan. Dan hari ini, kita telah memulai satu pijakan penting menuju jembatan itu,” tutupnya.
