BERITA

Kelaparan Mengancam, Warga Gaza Terjebak Antara Lapar dan Maut

×

Kelaparan Mengancam, Warga Gaza Terjebak Antara Lapar dan Maut

Sebarkan artikel ini
Kelaparan Mengancam, Warga Gaza Terjebak Antara Lapar dan Maut
Foto: Istimewa

Potensinews.id – Kelaparan mengancam, warga Gaza terjebak antara lapar dan maut.

Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza semakin memburuk.

Kelaparan akut yang melanda wilayah ini disebut menjadi senjata baru dalam konflik, dengan jumlah korban jiwa terus meningkat setiap hari.

Penutupan perbatasan Rafah oleh Mesir dan blokade Israel dituding sebagai penyebab utama krisis ini.

Menurut Direktur Rumah Sakit Al Shifa, setidaknya 169 warga Gaza meninggal akibat kelaparan, 93 di antaranya adalah anak-anak.

Angka ini dilaporkan meningkat setiap harinya. Data dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat total korban jiwa mencapai 9.246 dan 36.681 orang terluka sejak 18 Maret lalu, yang sebagian besar disebabkan oleh serangan militer.

Baca Juga:  KNPI Lampung Serukan Boikot Produk Pro Israel, Ajak Masyarakat Solidaritas untuk Palestina

Seorang penasihat dari badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan bahwa warga Gaza kini dihadapkan pada pilihan sulit: mati kelaparan atau terbunuh saat mengambil bantuan.

Hal ini disebabkan oleh aksi penjarahan dan pembakaran truk bantuan yang berisi makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok oleh tentara serta warga Israel di area distribusi.

Seorang warga Gaza, yang meminta namanya tidak disebutkan, bercerita bahwa ia dan keluarganya hanya bisa makan dua hingga tiga hari sekali.

“Saat bom berhenti, kelaparan justru semakin menggila,” ujar seorang sumber yang tidak disebutkan namanya.

Kondisi diperparah dengan tidak tersedianya air bersih.

Anak-anak terpaksa memakan makanan yang tercampur lumpur, batu, atau sayuran liar. Hal ini memicu kasus malnutrisi ekstrem yang berujung pada kematian.

Baca Juga:  Yayasan Salam Palestina Salurkan Hewan Kurban untuk Pengungsi di Suriah dan Yordania

Kritik juga datang dari Ustadz Firmansyah, Ketua Salam Palestina, yang menyebut bahwa respons dunia internasional masih sebatas retorika.

“Bantuan yang masuk selektif, bukan atas dasar kemanusiaan, melainkan demi menciptakan ilusi perdamaian,” ujarnya.

Meskipun demikian, upaya kemanusiaan terus berlanjut. Yayasan Salam Palestina pada Selasa, 21bJuli 2025 berhasil menyalurkan bantuan air bersih, sayur mayur, dan kacang tanah kepada warga Gaza.

Aksi ini menjadi secercah harapan di tengah krisis yang tak berkesudahan.

Bagi yang ingin berdonasi membantu Palestina bisa transfer ke BSI 771 0000 888 An. Salam Aqsho Merdeka, konfirmasi 082269999807.