Opini

Rp300 Ribu per 3 Bulan? Itu Bukan Gaji, Itu Hinaan! Para Guru Swasta, Mereka Diperlakukan Seperti Sampah oleh Sistem!

×

Rp300 Ribu per 3 Bulan? Itu Bukan Gaji, Itu Hinaan! Para Guru Swasta, Mereka Diperlakukan Seperti Sampah oleh Sistem!

Sebarkan artikel ini
Rp300 Ribu per 3 Bulan? Itu Bukan Gaji, Itu Hinaan! Para Guru Swasta, Mereka Diperlakukan Seperti Sampah oleh Sistem!
Haikal Firmansyah, Ketua Umum Asosiasi Pemuda Inspirator NTB. | Ist

Potensinews.id – Rp300 ribu per 3 bulan? Itu bukan gaji, itu hinaan! Para guru swasta, mereka diperlakukan seperti sampah oleh sistem!

Saya tidak bicara atas nama elite. Saya bicara atas nama ribuan guru swasta yang mengajar dari subuh hingga maghrib, hanya dibayar Rp300 ribu per tiga bulan.

Itu bukan gaji. Itu penghinaan.

Sementara guru negeri digaji jutaan, punya tunjangan, pensiun, dan SK yang menjamin masa depan — mereka?

Digaji lebih kecil dari uang jajan anak pejabat, tanpa jaminan, tanpa SK, tanpa hak.
Padahal, mereka yang setiap hari mencetak generasi bangsa.

Mereka bangun pagi buta, naik motor butut, masuk kelas tanpa AC, mengajar anak-anak miskin, anak desa, anak yang tak punya akses.

Baca Juga:  Wartawan Harus Egaliter

Mereka yang menangis diam-diam saat melihat murid putus sekolah karena kemiskinan.
Mereka yang rela tidak digaji berbulan-bulan demi tetap masuk kelas.

Tapi pemerintah? Tidak pernah menoleh.

Saya tanya:apa dosa mereka?
Hanya karena sekolah mereka swasta, mereka dianggap tidak penting?
Hanya karena tidak lolos CPNS, mereka dianggap bukan bagian dari pendidikan nasional?

SALAH!

Mereka adalah tulang punggung pendidikan di pelosok negeri!
Di mana negara tidak hadir, mereka yang datang.
Di mana sekolah negeri penuh, mereka yang menampung.
Di mana anak putus asa, mereka yang memberi harapan.

Tapi kini?
Mereka digaji Rp100 ribu per bulan.
Itu kurang dari upah harian tukang bangunan.
Lebih tragis: ada yang digaji per triwulan — artinya, tiga bulan kerja, dibayar sekali.
Bayangkan: 90 hari mengajar, hanya mendapat upah yang habis dalam 3 hari.

Baca Juga:  Mengoptimalkan Teknologi EdTech: Solusi Bisnis untuk Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan Tinggi

Sementara pejabat duduk di ruang ber-AC, bicara soal “kualitas SDM”, “Merdeka Belajar”, “Indonesia Emas 2045” —
tapi mereka, sang pembentuk SDM itu, hidup dalam bayang-bayang kemiskinan.

INI TIDAK ADIL!
INI TIDAK MANUSIAWI!
INI AIB BANGSA!

Kepada pemerintah:
Berhenti bicara tanpa aksi!
Berhenti pamer capaian, sementara guru swasta kelaparan!
Naikkan gaji mereka! Beri SK! Beri jaminan kesejahteraan! Beri harga diri!
Karena guru bukan mesin. Bukan tenaga murah. Tapi manusia yang punya keluarga, punya mimpi, punya martabat!

Dan untuk seluruh guru swasta di NTB, di seluruh Indonesia:
JIWA MEREKA JANGAN DIAM LAGI!
Bangkit! Bersuara! Tuntut hak!
Karena mereka bukan tenaga tambahan.
Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang layak dihormati!
Ujarnya Haikal Firmansyah ketua umum ASOSIASI PEMUDA INSPIRATOR NTB

Baca Juga:  Sarasehan Unila dan Media: Seberkas Asa di Tengah Gelombang Tsunami Korupsi

Oleh: Haikal Firmansyah
Ketua Umum Asosiasi Pemuda Inspirator NTB