Potensinews.id – SMAN 16 Palembang luncurkan kartu pelajar berasuransi dan TKA, tekankan mutu tanpa bebani orang tua.
SMAN 16 Palembang resmi meluncurkan program kartu pelajar berasuransi dan mematangkan persiapan Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi siswa kelas XII.
Dua program ini menjadi upaya strategis sekolah untuk memperkuat identitas siswa, memberikan perlindungan, sekaligus menyiapkan mereka menghadapi seleksi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan kedinasan.
Sekretaris Komite SMAN 16 Palembang, Andi Supratman, menegaskan bahwa pelaksanaan program ini tidak membebani orang tua siswa.
“Sekolah ini butuh dukungan, tapi bukan berarti semua harus dibebankan kepada orang tua. Support bisa datang dari masyarakat luas yang peduli pendidikan. Kami tegaskan, tidak ada unsur paksaan,” ujarnya, Sabtu, 27 September 2025.
Program kartu pelajar berfasilitas asuransi dibagikan secara bertahap kepada seluruh siswa kelas X, XI, dan XII, termasuk seluruh guru.
Pembiayaan program asuransi ini ditanggung oleh komite dan dukungan masyarakat tanpa pungutan wajib.
Terkait TKA, pihak sekolah memastikan seluruh siswa kelas XII wajib mengikutinya.
TKA adalah program baru Kementerian Pendidikan sebagai syarat masuk PTN dan seleksi kedinasan/TNI/Polri.
Operator sekolah, Rinaldi Yudha Pangestu, menjelaskan keikutsertaan seluruh siswa penting untuk menciptakan kesetaraan peluang.
“TKA ini bukan hanya untuk siswa berprestasi, tapi untuk semua. Sertifikatnya bisa bermanfaat luas. Karena itu, seluruh siswa wajib ikut,” jelasnya.
Simulasi TKA dijadwalkan pada Oktober, sementara ujian resmi akan berlangsung awal November 2025.
Siswa dan orang tua wajib menandatangani Surat Kesiapan. Karena keterbatasan fasilitas, sebagian besar siswa menggunakan laptop pribadi dan jaringan internet masing-masing.
Kartu pelajar juga berfungsi sebagai identitas resmi dan bukti kepemilikan perangkat saat ujian.
Sejumlah siswa kelas XII menyambut baik program ini dan menilai sangat bermanfaat. Mereka juga menanggapi isu negatif yang beredar tentang sekolah dengan sikap kritis.
“Kami yang merasakan langsung perubahan positif di sekolah. Jadi kalau ada kabar miring, kami siap meluruskannya dengan fakta,” tegas siswi Nadya Salsabila.
Seorang wali murid, Rani, turut membantah isu adanya kewajiban pembayaran untuk ujian.
“Anak saya sekolah dari kelas 10 sampai 12, tidak pernah mengalami kendala ujian karena SPP. Bahkan kami pernah menerima bantuan dari sekolah. Jadi informasi negatif itu tidak benar,” ungkapnya.
Program ini menegaskan komitmen SMAN 16 Palembang untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, transparan, dan berorientasi pada kemajuan siswa. (Nopi)
