Potensinews.id – Seorang wali murid SMK Negeri 7 Palembang kembali mendatangi sekolah pada Senin, 6 Oktober 2025 untuk menuntut kejelasan dan keadilan terkait dugaan perundungan dan fitnah yang dialami anaknya.
Orang tua siswa, Nita Fsagung (nama samaran), menegaskan tuntutannya agar dua oknum pendidik yang terlibat segera dimutasi atau dikeluarkan dari sekolah.
“Tujuan saya datang ke sini hanya ingin meminta kejelasan. Bagaimana tindak lanjut dari tuntutan saya kemarin? Saya hanya meminta keadilan dua oknum pendidik yang terlibat agar dimutasi atau dikeluarkan dari sekolah ini,” ujarnya kepada awak media.
Wali murid tersebut mengungkapkan bahwa anaknya, yang masih duduk di kelas 10, telah mengalami intimidasi dan tuduhan tidak berdasar sejak 15 September lalu, termasuk tuduhan mengonsumsi narkoba.
Nita Fsagung menegaskan bahwa tuduhan serius tersebut telah dibantah dengan bukti nyata. Pihaknya telah melakukan tes urine resmi di RS Bhayangkara yang hasilnya menunjukkan negatif dari seluruh jenis narkoba.
“Itu benar-benar fitnah. Dugaan itu sudah kami tangkis dengan bukti hasil tes urine resmi. Selama keadilan belum ditegakkan, proses ini tidak akan berhenti,” tegasnya.
Meskipun menyayangkan tindakan oknum pendidik, wali murid tersebut menyampaikan apresiasi terhadap pihak sekolah secara institusi. Menurutnya, Kepala Sekolah dan guru-guru yang tidak terlibat telah menunjukkan sikap kooperatif, profesional, dan bijaksana.
Namun, ia menekankan bahwa fokus tuntutannya tetap pada oknum pendidik yang bersangkutan.
“Tapi saya tetap mengejar oknum tersebut. Anak saya masih sekolah seperti biasa, dan hari ini saya datang untuk memantau kondisi psikologisnya di lingkungan sekolah pasca-kejadian kemarin,” tambahnya.
Lebih lanjut, Nita Fsagung berharap kasus ini menjadi pembelajaran bagi dunia pendidikan. Ia secara khusus mengimbau para orang tua lain untuk berani bersuara apabila anak mereka mengalami perlakuan tidak adil di lingkungan sekolah.
“Banyak wali murid takut bersuara karena anaknya masih sekolah. Tapi ingat, guru juga manusia, tidak selalu benar. Kalau kita berada di pihak yang benar, kita tidak boleh takut. Stop normalisasi bullying oleh oknum pendidik di sekolah,” pesannya.