Lampung Selatan

Menko Pangan dan Gubernur Lampung Komit Dukung Swasembada Pangan Ramah Lingkungan

×

Menko Pangan dan Gubernur Lampung Komit Dukung Swasembada Pangan Ramah Lingkungan

Sebarkan artikel ini
Menko Pangan dan Gubernur Lampung Komit Dukung Swasembada Pangan Ramah Lingkungan
Semangat gotong royong terpancar dalam Aksi Tanam Jagung Bersama di Lampung! Bersama kita wujudkan swasembada pangan dan kesejahteraan petani, Foto: Ist

Potensinews.id — Komitmen penguatan ketahanan pangan nasional kembali digaungkan oleh pemerintah pusat. Zulkifli Hasan menegaskan bahwa gotong royong dan sinergi lintas sektor menjadi fondasi utama keberhasilan stabilitas pangan Indonesia. Menurutnya, kolaborasi yang melibatkan aparat, pemerintah daerah, hingga elemen masyarakat merupakan energi kolektif yang tidak dimiliki banyak negara.

Penegasan itu disampaikan Zulkifli Hasan bersama Dedi Prasetyo dalam agenda Aksi Tanam Jagung Bersama di SMA Kebangsaan, Selasa (2/12/2025). Kegiatan turut dihadiri Rahmat Mirzani Djausal, Radityo Egi Pratama, serta jajaran Forkopimda Provinsi Lampung.

“Kata orang, polisi kok tanam jagung? Itulah Indonesia, gotong royong,” ujar Zulhas, menepis stigma sektoral seraya menegaskan karakter kebangsaan Indonesia yang solid dan kolaboratif.

Zulhas menilai, keberhasilan sektor pangan tak mungkin diselenggarakan sendiri-sendiri. Ia mengapresiasi langkah Polri yang kini proaktif menjadi penggerak dalam program swasembada pangan, bahkan turun langsung ke ladang sebagai bentuk kehadiran negara di tengah petani.

Baca Juga:  Berkat Pemprov Lampung Kabupaten Tanggamus Maju Pesat

Ia memaparkan capaian sektor pangan yang terus menunjukkan kurva positif. Produksi padi nasional meningkat signifikan lebih dari 13 persen, diikuti stabilitas harga gabah dan jagung yang kian berpihak pada kesejahteraan petani. Stok beras nasional, sebutnya, juga berada di angka aman di bawah pengelolaan Bulog.

Selain itu, pemerintah pusat tengah merancang pembangunan gudang logistik baru, penguatan Rice Milling Unit (RMU) skala besar, hingga sentra produksi protein melalui pabrik pakan dan stok indukan unggas untuk mempertebal rantai pasok pangan berbasis protein di Lampung.

Dedi Prasetyo menegaskan, Polri akan terus berdiri di garda terdepan mendukung ketahanan pangan nasional, terlebih Lampung tercatat sebagai provinsi dengan kapasitas serapan pangan dan produksi komoditas unggulan yang strategis bagi Indonesia.

Baca Juga:  Korem 043/Gatam Ajak Organisasi Taring Kawal Swasembada Pangan

“Menjaga ketahanan pangan berarti menjaga kesejahteraan rakyat serta memperkukuh sendi-sendi bangsa. Polri selalu hadir untuk tugas itu,” tegasnya.

Sementara itu, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyatakan optimisme tinggi terhadap kekuatan Lampung sebagai salah satu penyokong lumbung pangan Indonesia. Dari total 3,3 juta hektare, sebanyak 1,3 juta hektare merupakan lahan pertanian produktif yang menjadi mesin ekonomi sekaligus penahan stabilitas pangan nasional.

Mirza menambahkan, Lampung menunjukkan performa impresif pada sejumlah komoditas: singkong konsisten surplus, produksi padi meningkat hingga ratusan ribu ton, serta produksi jagung menembus jutaan ton sebagai penopang industri pakan unggas.

“Ketahanan pangan Lampung adalah kekuatan Indonesia. Logikanya sederhana, semakin luas tanam jagung, semakin besar produksi unggas. Semakin banyak jagung ditanam, semakin banyak ayam diproduksi,” ujarnya.

Baca Juga:  Lampung Selatan Ambil Bagian dalam Panen Raya Jagung Serentak Kuartal III 2025

Ia menargetkan akselerasi produksi jagung hingga 1,5 juta ton pada 2025, dengan keyakinan bahwa harmoni ekosistem, daya saing industri pakan, dan kesejahteraan petani dapat berjalan beriringan.

Kegiatan ini menjadi penanda kuat bahwa kolaborasi antarnegara, aparat, pemerintah pusat dan daerah, serta masyarakat mampu menciptakan model penguatan pangan yang bermartabat, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Dengan geliat produktivitas pertanian yang terus tumbuh, Lampung diyakini tetap menjadi salah satu episentrum pangan strategis Indonesia, menggerakkan roda ekonomi tanpa mengesampingkan keberlanjutan lingkungan.