Potensinews.id – Perempuan garda terdepan jaga NKRI, Nurhasanah, mulai dari keluarga.
Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Tenaga Pembangunan (TP) Sriwijaya Provinsi Lampung, Hj. Nurhasanah, SH., MH., menyerukan pentingnya peran strategis perempuan dalam memperkuat ketahanan nasional.
Ia menegaskan bahwa kaum ibu, aktivis perempuan, dan tokoh masyarakat harus menjadi pelopor dalam menyebarkan nilai-nilai persatuan, toleransi, dan nasionalisme demi menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pernyataan tersebut disampaikan Nurhasanah saat menjadi narasumber utama dalam kegiatan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan (PIP-WK) di Kelurahan Sepang Jaya, Kecamatan Labuhan Ratu, Kota Bandarlampung, Sabtu, 12 Juli 2025.
Acara ini diselenggarakan oleh Anggota DPRD Kota Bandarlampung Fraksi PDI Perjuangan, Hj. Wiwik Anggraini, SH.
“Perempuan harus jadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan NKRI dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Karena Pancasila adalah harta ideologis bangsa ini. Untuk itu kita harus jaga, rawat, dan wariskan, mulai dari ruang terkecil: keluarga,” tegas Mantan Ketua DPRD Provinsi Lampung ini.
Lebih lanjut, politisi PDI Perjuangan ini juga menyoroti isu penting lainnya seperti pendidikan gratis, kesehatan yang merata, dan pembangunan adil di Bandarlampung sebagai bagian dari keadilan sosial yang menjadi sila kelima Pancasila.
Dalam kapasitasnya sebagai salah satu Koordinator Lampung Anti LGBT dan Dewan Pakar Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI), Nurhasanah menegaskan perlunya ketegasan moral dalam menghadapi perilaku menyimpang.
Ia mengajak masyarakat untuk menolak normalisasi LGBT dan mendorong pemerintah serta aparat untuk mensterilkan tempat kos dari aktivitas tidak bermoral.
“Ketahanan nasional dimulai dari ketahanan moral keluarga. Jangan biarkan ruang-ruang privat disalahgunakan oleh pasangan ilegal yang merusak nilai sosial dan agama,” tegasnya.
Sementara itu, Hj. Wiwik Anggraini mengajak masyarakat untuk tidak melupakan akar jati diri bangsa.
Menurutnya, Pancasila bukan hanya sekadar dasar negara, melainkan fondasi dalam membentuk karakter, etika, dan arah hidup berbangsa.
“Pancasila bukan slogan kosong. Ia adalah nilai hidup yang harus terus kita tanamkan, khususnya kepada generasi muda yang kini menghadapi tantangan global dan digital,” tegas Wiwik.
Ia juga menyinggung semakin kompleksnya tantangan kebangsaan saat ini, mulai dari radikalisme, krisis identitas, hingga maraknya intoleransi.
Oleh karena itu, menurutnya, membumikan nilai-nilai Pancasila adalah tugas kolektif seluruh elemen bangsa.
Widya Rizki Eka Putri, M.S.Ak., CPA., CRA., CFP, akademisi Universitas Lampung, turut memaparkan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam sistem pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
“Saat ini banyak pelaku kriminal yang masih belia. Ini sinyal bahwa pendidikan nilai belum menyentuh hati mereka. Kita harus segera bertindak,” ujar Widya.
Ia juga menjelaskan bahwa Pancasila memiliki dua kedudukan: sebagai dasar negara dan sebagai panduan dalam kehidupan bermasyarakat.
Artinya, setiap tindakan warga negara seharusnya mencerminkan nilai-nilai luhur tersebut.
Kegiatan yang dimoderatori oleh Suhaeli, SH, berlangsung interaktif.
Para peserta tidak hanya mendengarkan paparan, tetapi juga berdialog dan menyampaikan gagasan serta keresahan tentang kondisi kebangsaan saat ini.
Di akhir acara, Hj. Wiwik menegaskan komitmennya sebagai wakil rakyat untuk tidak hanya menyuarakan aspirasi politik, tetapi juga aktif dalam penguatan ideologis masyarakat.
“Negara bisa bertahan karena ideologi yang kuat. Maka tugas kita semua, tak terkecuali legislator, adalah menjadi inspirator dalam membumikan Pancasila,” pungkasnya.