Tulang Bawang

Komunitas Seni Budaya Menggala ikut serta Melestarikan “Tradisi Nyubuk Majew”

×

Komunitas Seni Budaya Menggala ikut serta Melestarikan “Tradisi Nyubuk Majew”

Sebarkan artikel ini
Nyubuk majew tradisi adat masyarakat Lampung Pepadun. | Dok. Istimewa

Potensinews.id, TULANG BAWANG – Salah satu tradisi adat yang unik pada masyarakat Lampung Pepadun adalah tradisi nyubuk majew. Perhelatan nyubuk majew atau meninjau calon pengantin wanita dengan cara menutup wajah menggunakan kain sarung.

Hal tersebut disampaikan salah satu anggota Komunitas Seni Budaya Menggala, Kabupaten Tulangbawang, Lampung, disela-sela nyubuk majew, Minggu, malam (28/05/2023).

“Tradisi nyubuk majeu dapat diartikan salah satu proses dari keluarga yang ingin melihat secara langsung kondisi sang gadis atau pengantin setelah sebambangan (membawa lari gadis dengan maksud untuk dinikahi dan bisa dibenarkan secara adat jika ada kesepakatan dua belah pihak) oleh mempelai pria atau sebelum dilakukan upacara adat,” katanya.

Baca Juga:  Luar Biasa, Pj. Bupati Tulang Bawang Raih The Best Figure Innovative of Indonesia 2024 Ketiga Kalinya

Ia juga menuruturkan bahwa, proses nyubuk majew biasanya dilakukan pada malam hari dan dilakukan oleh ibu-ibu dan/atau gadis. 

“Pada melakukan proses “nyubuk majew”, setiap keluarga mempelai diharuskan memakai penutup wajah (sarung) yang hanya terlihat matanya saja (memang terlihat seperti ninja),” paparnya.

Perhelatan ini selalu menarik bagi masyarakat yang ingin melihat langsung salah satu tradisi masyarakat adat Lampung. 

“Tradisi ini juga hampir hilang, dikarenakan kurang dilestarikan oleh masyarakat, maka dari itu kami Komunitas Seni Budaya Menggala ingin menghidupkan lagi budaya kami yang di khawatirkan hampir punah. Komunitas Seni Budaya Menggala ini juga memiliki ciri khas yaitu, Menggalow Berakhlak dan Berbudayou,” jelasnya.

Baca Juga:  Brand Udang Manis: Pembentukan Akhlak Demi Indonesia Emas 2045

Terakhir ia berharap, agar kedepannya Komunitas Seni Budaya Menggala memiliki wadah yang dapat melestarikan adat dan budaya.

Editor: Clarissa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *