Potensinews.id, BANDARLAMPUNG – Kantor Perwakilan Wilayah (KPw) Bank Indonesia (BI) Lampung bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Lampung
Gelar Seminar Lampung Economic Update dan Talk Show bertajuk “Mengembalikan Kejayaan Lada Lampung si Mutiara Hitam dari Sai Bumi Rua Jurai”, di Hotel Emersia, Kamis (23/02).
Kegiatan tersebut dihadiri Anggota DPR RI Komisi XI Junaidi Auly, Ela Siti Nuryamah, Anggota DPD RI Abdul Hakim, Gubernur Lampung Arinal Djunaedi, Kepala Disperindag Lampung Elvira Umihanni
Kemudian, Dekan Fakultas Pertanian Unila, Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si,. Selain itu, hadir secara virtual Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof. Suryo Wiyono.
Rahma Alia News Anchor Antv pun hadir sebagai moderator. Sebagai narasumber yaitu Plt Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung Yuliastuti
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, Arinal menyampaikan bahwa sektor pertanian dimandatkan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat secara umum, yaitu pangan.
Provinsi Lampung memiliki banyak potensi komoditi unggulan dalam bidang pertanian, seperti padi, jagung, ubi kayu, nanas, pisang, lada, kopi, kakao, ternak sapi potong, kambing, ayam dan perikanan.
“Komoditi-komoditi tersebut telah memenuhi kebutuhan pasar lokal, menyumbang kebutuhan Nasional, dan ekspor ke berbagai Negara. Diharapkan dapat membangkitkan perekonomian Lampung, di masa depan,” harapnya.
Menurut Arinal, Provinsi Lampung secara historis merupakan penghasil lada hitam terbesar di Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang lokasi Pengembangan Kawasan Pertanian Nasional telah di tetapkan 4 kabupaten sebagai Kawasan sentra pengembangan komoditas lada, yaitu Kabupaten Lampung Utara, Lampung Timur, Tanggamus dan Way Kanan.
“Komoditas lada, sebagai komoditas sub sektor perkebunan memiliki nilai yang strategis, karena bukan hanya sebagai sumber lapangan pekerjaan dan sumber penghasilan bagi sebagian penduduk Lampung, tetapi juga memiliki nilai historis sebagai Tanoh Lado,” terangnya
Masih katanya, dibalik besarnya potensi dan sumbangsih lada bagi Provinsi Lampung, masih banyak terdapat masalah yang harus dihadapi. Diantaranya, yakni Produksi dan produktivitas hasil perkebunan yang belum optimal
Hal itu disebabkan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (hama dan penyakit), perubahan iklim, penurunan tingkat kesuburan tanah, lemahnya permodalan petani serta pengaruh pasar.
“Oleh karenanya, besarnya perhatian saya terhadap komoditas unggulan lada ini, dari awal saya masukkan dalam agenda kerja utama saya yaitu Revitalisasi Lada,” tegas Gubernur
Sebagai upaya revitalisasi lada Pemerintah Provinsi Lampung telah melakukan sejumlah tindakan dan inovasi, melalui Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing (Grasida) Perkebunan berupa peremajaan, rehabilitasi dan intensifikasi untuk lahan perkebunan lada yang sudah tidak produktif.
Kemudian, peningkatan kualitas sumber daya manusia pekebun melalui sejumlah pelatihan, peningkatan kualitas mutu hasil dengan memberikan bantuan alat pengolahan hasil, bantuan permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) berbasis perkebunan, serta melakukan inovasi bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Selain itu, untuk meningkatkan pendapatan petani lada juga dilakukan melalui program Kartu Petani Berjaya. Dengan begitu diharapkan para petani mendapatkan berbagai kemudahan, seperti sarana Produksi Pertanian
Kemudian akses permodalan dari perbankan dan lembaga keuangan, pembinaan dan pendampingan manajemen usaha dan teknologi, Pemasaran Hasil Pertanian, Layanan Asuransi Usaha dan Jaminan ketenagakerjaan, serta Beasiswa Pendidikan bagi Keluarga Petani tidak mampu.
Meskipun demikian, Arinal mengatakan, bahwa telah Banyak hal yang sudah dilakukan namun sampai kini belum mampu mengembalikan kejayaan lada lampung, oleh karenannya diperlukan pembahasan yang serius dari semua pihak untuk dapat menyelesaikan permasalahan ini.
“Pada kesempatan ini saya menginisiasi pertemuan ini untuk dapat duduk bersama Pemerintah Provinsi dan kabupaten, perguruan tinggi, pelaku usaha, petani serta stakeholder lainnya agar mencari solusi yang terbaik untuk mengembalikan kejayaan lada Lampung mewujudkan Rakyat Lampung Berjaya,” tukasnya
Semantara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Budiyono, menerangkan bahwa kegiatan tersebut merupakan gagasan bagaimana mengupayakan bersama dalam mengembalikan kejayaan Lada Lampung
“Semoga dari kegiatan ini dapat menghasilkan langkah-langkah kongkrit yang efektif dan bisa kita realisasikan bersama, tentu dengan orkestrasi dari Pak Gubernur sebagai kepala daerah,” ucap Budiyono.
Selain itu, Ekonom Senior KPw BI Provinsi Lampung Tri Setyoningsih memaparkan Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Lampung triwulan IV tahun 2022 serta prospek perkonomian Lampung kedepan tahun 2023.
Tri memaparkan Lampung Economic Update dengan tema Menuju Fase Endemik di Tengah Resiko Ketidakpastian Global,
Untuk diketahui, Provinsi Lampung merupakan penghasil lada hitam terbesar secara Nasional dengan luas 45.642 Ha dan produksi 15.229 Ton, dan telah memiliki Indikasi Geografis (IG) untuk Lada Hitam Lampung oleh Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia dengan nomor ID G 000 00 00 42.(rls)