Potensinews.id – Jembatan ambruk, warga Sampang Turus Tanggamus tagih janji pemerintah.
Masyarakat Pekon Sampang Turus, Kecamatan Wonosobo, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, sangat mengharapkan perhatian dan tindakan nyata dari Pemerintah Kabupaten dan Provinsi untuk segera membangun jembatan permanen di wilayah mereka.
Permintaan ini disampaikan pada Sabtu, 25 Mei 2024, mengingat pentingnya akses jalan yang baik untuk mendukung pengembangan dan kemajuan desa mereka.
Saat ini, akses jalan di Pekon Sampang Turus hanya mengandalkan jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat menggunakan material kayu.
Namun, jembatan darurat tersebut sering kali tidak bertahan lama, terutama saat musim hujan ketika debit air sungai meningkat dan jembatan terbawa arus.
Hal ini menyebabkan akses penyeberangan terputus dan menghambat aktivitas sehari-hari warga.
Marhawi, selaku Kepala Pekon (Kakon) Sampang Turus, menyampaikan bahwa jembatan darurat yang dibangun oleh warga setempat tidak cukup kuat untuk menghadapi kondisi cuaca ekstrem.
“Kami berharap kepada Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi untuk dapat membangun jembatan penghubung ini secara permanen agar akses jalan Pekon Sampang Turus ini dapat dilewati,” ungkapnya penuh harap.
Marhawi juga menekankan bahwa keberadaan jembatan permanen sangat vital bagi kemajuan ekonomi masyarakat setempat.
Dengan jembatan yang permanen, aktivitas ekonomi warga akan kembali tumbuh karena mereka bisa dengan mudah mengangkut hasil pertanian dan kebutuhan sehari-hari.
“Untuk mengembangkan pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, kami berharap agar pemerintah segera dapat merealisasikan pembangunan jembatan yang berlokasi di Pekon Sampang Turus ini,” tambahnya.
Aspirasi masyarakat Pekon Sampang Turus sangat jelas dan mendesak.
Mereka sangat membutuhkan jembatan yang permanen untuk memastikan akses jalan tidak lumpuh total, yang selama ini menghambat aktivitas harian mereka.
Marhawi mengungkapkan bahwa dirinya sudah tujuh kali memimpin warga dalam membangun jembatan darurat.
Namun upaya tersebut belum mendapat tanggapan serius dari pemerintah daerah maupun provinsi.
“Selama ini, saya selaku Kakon sudah tujuh kali membuat jembatan darurat. Artinya, selama ini belum ada tanggapan pembangunan dari pihak pemerintah daerah kabupaten maupun provinsi,” tegas Marhawi. (Akmaluddin)