Pendidikan

ITERA Dorong Pemanfaatan Kelor untuk Dukung Generasi Emas 2045 Bebas Stunting

×

ITERA Dorong Pemanfaatan Kelor untuk Dukung Generasi Emas 2045 Bebas Stunting

Sebarkan artikel ini
Peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ITERA berfoto bersama usai penyuluhan “Edukasi dan Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Produk Nutrasetika untuk Pencegahan Stunting” di Desa Banjar Agung, Lampung Selatan.
Peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) ITERA berfoto bersama usai penyuluhan “Edukasi dan Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Produk Nutrasetika untuk Pencegahan Stunting” di Desa Banjar Agung, Lampung Selatan. Dok: Ist

Potensinews.id – Institut Teknologi Sumatera (ITERA) bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rekognisi melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Banjar Agung, Lampung Selatan. Kegiatan ini mengusung tema “Edukasi dan Pemanfaatan Daun Kelor sebagai Produk Nutrasetika untuk Pencegahan Stunting.”

Program ini melibatkan dosen dari tiga program studi, yakni Farmasi, Teknologi Industri Pertanian, dan Sains Aktuaria. Dari Prodi Farmasi hadir apt. Juwana Janu, M.Farm, apt. Mubarika Sekarsari Yusuf, S.Farm., M.Farm., serta ketua PKM apt. Untia Kartika Sari Ramadhani, M.Farm. Sementara itu, Prodi Teknologi Industri Pertanian diwakili oleh Eka Nur’azmi Yunira, S.T.P., M.Si., Dr. Jatmiko Eko Witoyo, S.TP., M.P., dan Noveliska Br Sembiring, S.TP., M.Sc. Sedangkan Prodi Sains Aktuaria diwakili Dila Tirta Julianty, S.Si., M.Si., serta Amalia Listiani, S.Pd., M.Sc.

Baca Juga:  Kadisdikbud Buka Sosialisasi Program Pendidikan Keuangan Cha Ching Curriculum

Apt. Untia Kartika Sari Ramadhani, M.Farm. menjelaskan bahwa daun kelor (Moringa oleifera) kaya akan protein nabati, kalsium, zat besi, vitamin A, C, D, E, serta asam amino esensial. “Nutrisi tersebut sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak, sehingga dapat mencegah stunting,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Dr. Jatmiko Eko Witoyo, S.TP., M.P. menambahkan bahwa kelor mudah ditemui, harganya terjangkau, serta bisa diolah menjadi pangan fungsional seperti teh herbal, jelly, maupun omelet. “Pemanfaatan ini sederhana namun sangat bergizi,” ujarnya.

Tak hanya dari sisi kesehatan, pemanfaatan kelor juga memiliki potensi ekonomi. Dila Tirta Julianty, S.Si., M.Si. menyoroti peluang bisnis produk nutrasetika berbasis kelor. “Produk seperti Teh Kelor ‘More Tea’, Herba Jelly Drink ‘Morikids’, dan minuman kesehatan ‘Morisago’ berpeluang dipasarkan luas. Selain menyehatkan, produk ini juga bernilai jual tinggi,” jelasnya.

Baca Juga:  Masyarakat Antusias Kunjungi Stan Disdikbud Bandar Lampung Pada Peringatan Hakordia KPK RI

Kegiatan ini dihadiri kader posyandu dan ibu-ibu yang memiliki balita. Melalui penyuluhan dan pelatihan tersebut, ITERA berkomitmen mendukung program pemerintah menurunkan angka stunting sekaligus mendorong tercapainya Generasi Emas 2045 Indonesia Bebas Stunting dengan memberdayakan pangan lokal bernutrisi tinggi.