Potensinews.id – Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung (Unila) menghadirkan inovasi pembelajaran dengan menyulap smartphone menjadi alat laboratorium canggih.
Hal ini terungkap dalam International Guest Lecture yang menghadirkan akademisi dari Bukidnon State University, Filipina, Dr. Alwielland Q. Bello, Rabu, 19 November 2025.
Dalam kuliah tamu bertajuk Innovative Physics Experiments for Engaging Learning tersebut, Dr. Bello mengenalkan pemanfaatan aplikasi Phyphox.
Aplikasi ini memungkinkan mahasiswa mengubah ponsel pintar mereka menjadi alat ukur presisi berbasis sensor.
Dr. Bello memaparkan bahwa Phyphox memberi akses ke berbagai sensor yang tertanam dalam smartphone, seperti akselerometer, giroskop, dan mikrofon.
Keunggulan teknologi ini memungkinkan pelaksanaan eksperimen fisika tanpa bergantung pada fasilitas laboratorium yang kompleks dan mahal.
“Data eksperimen dapat diekspor ke berbagai format dan dikendalikan melalui browser, membuat pembelajaran fisika menjadi lebih fleksibel dan terjangkau,” jelas Dr. Bello.
Dalam sesi demonstrasi melalui Zoom, Dr. Bello mempraktikkan fitur Acoustic Stopwatch untuk eksperimen gerak jatuh bebas dan gerak proyektil.
Hasilnya cukup mengesankan, pengukuran percepatan gravitasi menunjukkan angka 8,4–8,5 m/s², mendekati nilai teoritis standar 9,8 m/s².
Selain itu, didemonstrasikan pula eksperimen koefisien gesek statis dan kinetik yang berhasil membuktikan prinsip teoritis bahwa gaya gesek statis lebih besar daripada gaya gesek kinetik.
Kegiatan ini tidak berhenti pada pemaparan materi. Sebagai tindak lanjut, mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan 2023 (Kelas 23A dan 23B) langsung melakukan 48 percobaan mandiri.
Hasilnya dinilai sangat memuaskan. Pada percobaan gerak jatuh bebas, beberapa kelompok mahasiswa berhasil mendapatkan nilai percepatan gravitasi pada kisaran 8–9,5 m/s².
Grafik yang dihasilkan pun konsisten dengan teori hubungan antara ketinggian dan waktu jatuh.
Perwakilan Prodi Pendidikan Fisika FKIP Unila menyatakan, integrasi kuliah tamu internasional ini bertujuan mencetak calon pendidik yang adaptif teknologi.
“Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar komprehensif. Mahasiswa dilatih mengembangkan kemampuan eksperimen digital dan analisis data, sehingga mereka siap menjadi guru yang inovatif di era modern,” ujarnya.
Guna memastikan keberlanjutan transfer ilmu, pihak prodi juga membentuk grup komunikasi khusus yang melibatkan Dr. Bello, dosen pengampu, dan mahasiswa sebagai wadah konsultasi intensif.












