Potensinews.id – Universitas Lampung (Unila) menggelar webinar bertajuk “Peluang Kolaborasi Indonesia dan Australia” sebagai langkah strategis untuk memperkuat kerja sama akademik internasional.
Kegiatan yang diinisiasi Bidang Kerja Sama Unila ini berlangsung secara daring, Rabu, 15 Oktober 2025.
Narasumber utama, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra, Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D., memaparkan luasnya peluang kemitraan strategis yang dapat dimanfaatkan Unila.
Prof. Yuli menyebut, kerja sama antara perguruan tinggi kedua negara hingga 2025 telah menghasilkan 2.723 dokumen kerja sama.
Kolaborasi tersebut mencakup skema akademik seperti double degree, joint degree, student mobility, staff exchange, dan Collaborative Online International Learning (COIL).
“Kolaborasi ini bukan sekadar pertukaran akademik, tetapi juga jembatan budaya dan persahabatan antarbangsa,” ujar Prof. Yuli.
Selain pendidikan, peluang kerja sama terbuka lebar di bidang penelitian dan inovasi, terutama melalui dukungan pendanaan dari lembaga seperti DFAT, KONEKSI, BRIN, dan Australia–Indonesia Institute.
Bidang riset prioritas yang ditawarkan meliputi, Energi Terbarukan, Pangan dan Air, serta Pendidikan.
Prof. Yuli juga menyoroti pentingnya program beasiswa sebagai pendorong utama, seperti Australia Awards dan LPDP–Australia Awards Bundling Program, yang menjadi skema utama bagi mahasiswa dan profesional Indonesia untuk studi di Australia.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Sistem Informasi Unila, Prof. Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., menjelaskan bahwa webinar ini merupakan bagian dari upaya Unila menuju predikat World Class University.
“Pemerintah Australia memiliki berbagai program kolaborasi yang proses seleksinya sangat kompetitif dan selektif. Kegiatan ini membuka banyak kesempatan bagi dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa untuk terlibat dalam jejaring akademik internasional,” kata Prof. Ayi. (Ayu)