Bank Indonesia

IHK Dua Kota di Lampung Lebih Tinggi dari Inflasi Bulan Maret 2023

×

IHK Dua Kota di Lampung Lebih Tinggi dari Inflasi Bulan Maret 2023

Sebarkan artikel ini
KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung. Foto: Virgo

Potensinews.id, BANDARLAMPUNG –Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota di Provinsi Lampung bulan April 2023 lebih tinggi dari inflasi bulan Maret 2023.

Kota Bandarlampung dan Metro laporan inflasi tercatat sebesar 0,30% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan periode Maret 2023 tercatat sebesar 0,04% (mtm).

Secara tahunan, laju inflasi gabungan dua kota tersebut pada April 2023 tercatat sebesar 5,00% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 5,59% (yoy).

Sementara itu, inflasi tahun kalender atau year to date pada April 2023 tercatat sebesar 1,32%. Perkembangan inflasi gabungan dua kota tersebut sejalan dengan realisasi inflasi gabungan 90 kota secara nasional dan 24 kota di Sumatera

Dari masing-masing kota itu mengalami inflasi sebesar 0,33% (mtm), 4,33% (yoy) dan 1,01% (ytd)  untuk Nasional, dan sebesar 0,13% (mtm), 4,39% (yoy) dan 0,62% (ytd)  untuk Sumatra.

Dilihat dari sumbernya, inflasi pada bulan April 2023 sesuai perkiraan dan historis data bulan inflasi setelah Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1444 Hijriah

Hal tersebut didorong akibat inflasi pada komoditas utama, seperti angkutan antar kota mengalami inflasi sebesar 0,051%, daging ayam ras 0,033%, kendaraaan rental 0,033%, dan bawang merah 0,033%.

Selain itu, inflasi juga terjadi pada obat dan resep sebesar 0,036%. Berdasarkan daftar komoditas utama, penyebab inflasi pada Idul Fitri 1444 Hijriah naiknya tarif angkutan antar kota dan peningkatan biaya produksi

Hal tersebut terdampak dari naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM), itu
mendorong produsen obat generik maupun paten untuk meningkatkan harga jual.

Baca Juga:  PLN Nusantara Power Gelar Vendor Gathering, Ajak Mitra Kerja Dukung Bisnis Energi Bersih

Sedangkan kenaikan harga bawang merah dipengaruhi oleh berakhirnya masa panen bawang merah di sentra produksi, Jawa Tengah, yang berlangsung sejak bulan Februari 2023.

Di sisi lain, komoditas utama penahan inflasi pada April 2023 adalah Cabai Rawit mengalami deflasi -0,089%, Cabai Merah -0,029%, Angkutan Udara -0,018%, Ikan Simba -0,006%
dan Bayam -0,004%.

Terjadinya deflasi pada komoditas tersebut didorong oleh berlanjutnya penurunan harga aneka cabai. Seiring dengan periode panen yang masih berlanjut, dan implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) tahun 2023.

Lebih lanjut, penurunan tarif angkutan udara dipengaruhi oleh imbauan Kementerian Perhubungan kepada maskapai penerbangan untuk memberikan diskon sekitar 20% pada puncak arus balik 26–29 April 2023.

Sementara itu, penurunan harga ikan simba didukung oleh kondisi cuaca yang cukup kondusif untuk aktivitas penangkapan ikan, sedangkan penurunan harga bayam sejalan dengan periode panen yang sedang berlangsung.

Sementara itu, Nilai Tukar Petani Provinsi Lampung pada April 2023 tercatat sebesar 104,32, meningkat 0,03% (mtm) jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 104,29

Kenaikan NTP ini didorong oleh kenaikan NTP Tanaman Perkebunan dan Peternakan, hal itu sejalan dengan meningkatnya harga jual produsen gula pasir dan daging ayam ras akibat meningkatnya permintaan.

Ke depan, KPw BI Provinsi Lampung memprakirakan bahwa inflasi IHK gabungan kota di Provinsi Lampung akan mulai memasuki rentang sasaran inflasi 3±1% (yoy) pada Semester II tahun 2023.

Oleh karena itu, risiko-risiko yang perlu dimitigasi, antara lain dari Inflasi Inti berupa:
1) Ekspektasi inflasi yang overshoot

Baca Juga:  Lampung Begawi 2024, Bukti Nyata Komitmen Bank Indonesia Dukung UMKM

2) Dampak tunda 2nd round impact kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap inflasi inti

3) Permintaan yang terakselerasi seiring dengan kenaikan UMP tahun 2023

4) Daya beli masyarakat yang terpantau masih cukup rendah

Sementara itu, dari sisi Inflasi Volatile Food (VF), risiko yang perlu dimitigasi antara lain adalah  berupa:
1) Risiko meningkatnya harga komoditas hortikultura di pada periode tanam, a.l. Januari – Februari 2023; Juni – Juli 2023; dan November – Desember 2023

2) Risiko kenaikan harga minyak yang didorong oleh tertahannya – dengan tendensi meningkat – harga CPO dunia seiring dengan implementasi B35 di Indonesia dan pengetatan ekspor komoditas deforestasi EU

3) Penyalahgunaan subsidi Minyakita

4) Pendistribusian beras di Lampung yang tidak merata akibat tingginya permintaan dari Pulau Jawa, yang perlu dimitigasi dengan penguatan penetapan HET beras

5) Fenomena potensi El Nino yang bersampak pada komoditas pangan.

Sedangkan risiko dari Inflasi Administered Prices (AP) yang perlu mendapatkan perhatian diantaranya:
1) Kembali meningkatnya harga energi menjelang musim dingin akibat peningkatan permintaan global

2) Diseminasi kebijakan kenaikan tarif cukai rokok 2023 yang berpotensi mendorong percepatan kenaikan harga rokok

3) Tingginya ketidakpastian supply energi Rusia dan perkembangan diversifikasi energi UE.

Meninjau perkembangan inflasi pada periode HBKN Idul Fitri 1444 H dan mempertimbangkan risiko inflasi ke depan, berikut adalah beberapa upaya TPID Provinsi Lampung dalam menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K, yaitu:
1. Keterjangkauan Harga
Melakukan monitoring harga dan pasokan serta terus melakukan operasi pasar beras/SPHP secara kontinuitas hingga harga kembali turun sampai dengan HET.

Baca Juga:  GPL Adakan Pelantikan Forum Pelajar Lampung Angkatan 5 Dan Workshop Media Group

Melakukan monitoring harga dan pasokan secara kontinuitas selama Bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri, khususnya pada komoditas-komoditas sebagai berikut:

Komoditas yang perlu diwaspadai kenaikan harganya: telur ayam, bawang putih, bawang merah, minyak goreng, dan daging sapi.

Komoditas yang relatif terjaga, namun masih memiliki risiko kenaikan harga: daging ayam, aneka cabai, dan gula pasir.

Memastikan penerapan batas atas tarif angkutan udara dan antar kota sesuai penerapannya, Kemenhub telah menindaklanjuti harga tiket lion group yang di atas TBA per awal April.

2. Ketersediaan Pasokan

Memperkuat dan memperluas Kerjasama Antar Daerah (KAD), utamanya komoditas-komoditas yang sering bergejolak, termasuk rencana KAD G2G dan B2B bawang merah antara Pemerintah Kota Metro dengan Pemerintah Kabupaten Brebes.

Terus melanjutkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) sebagai komitmen bersama untuk mengoptimalkan langkah pengendalian inflasi dari sisi suplai dan mendorong produksi guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.

3. Kelancaran Distribusi
Memastikan kelancaran transportasi dan angkutan udara, darat, dan laut, dengan pembatasan angkutan barang, pengaturan lalulintas, peningkatan frekuensi penerbangan, dan optimalisasi Pelabuhan Panjang untuk menyebar kepadatan di Pelabuhan Bakauheni.

4. Komunikasi Efektif
Melakukan komunikasi bijak belanja bersama dengan tokoh masyarakat dalam rangka menekan gejolak permintaan menjelang Bulan Ramadhan dan Idul Fitri. (rls)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *