Bandar Lampung

Tertidur di Tangga Halte, Nenek 78 Tahun ini Dagang Pempek Keliling Ratulangi – Unila

×

Tertidur di Tangga Halte, Nenek 78 Tahun ini Dagang Pempek Keliling Ratulangi – Unila

Sebarkan artikel ini
Erna (78) Lansia pedagang pempek keliling tertidur di antara anak tangga halte Wisma Bandarlampung. Foto : Virgo

Potensinews.id, BANDARLAMPUNG – Seorang wanita Lanjut Usia (lansia) terlihat tertidur di antara anak tangga halte depan gedung wisma Bandar Lampung, Jalan Zainal Abidil Pagar Alam, Gedong Meneng, Rajabasa, Senin (20/02)

Sore itu sekira pukul 15.20 WIB langit di sekitaran Gedong Meneng masih berwarna kelabu setelah hujan mengguyur kota Bandar Lampung. Seorang wanita lansia terlihat terlelap hingga kepalanya tertunduk, bersanding dengan barang dagangannya.

Ia terlihat letih sampai – sampai suara bising kendaraan yang lalu lalang di hadapannya tidak membuatnya terganggu. Bahkan, ia tak terbangun saat terkena percikan air yang menggenang dari beberapa kendaraan yang melintas

Tidak diketahui berapa lama ia tertidur hingga segerombolan semut mengerubungi derigen putih miliknya yang berisi kuah cuka. Sekumpulan semut hitam kecoklatan itu terlihat membentuk barisan menyelimuti penutup derigen berwarna merah

Reporter potensinews.id mencoba membangunkan lansia itu beberapa kali untuk membeli pempek, lansia yang diketahui bernama Erna itu terbangun setelah panggilan kedua kali

Sontak, Erna terbangun sedikit kaget mendengar panggilan kedua. Dengan wajah tersenyum Erna menanggapi dengan ramah, sambil membuka plastik pembungkus pempek di dalam keranjang

Baca Juga:  Rapat Pembahasan Tarif IPI Mahasiswa Jalur Mandiri dan Uang Kuliah Pascasarjana

“Saya ketiduran, gak kerasa. Tadi cuma duduk aja nyender di sini, eh malah ketiduran,” ujar Erna sambil menawarkan aneka jenis pempek daganganya

Lansia yang mengaku berumur 78 tahun itu melayani kami dengan ramah. Lalu, satu persatu ia mendeskripsikan jenis pempek yang ada di dalam keranjang putih bergagang kuning itu

Sambil menyodorkan piring kecil sebagai wadah kuah cuka, berulang kali Erna mencoba menyeka dengan tangan sekumpulan semut yang mengerumuni derigen kuah cuka sejak ia tertidur.

“Yang mana dek? Ada isi telur, pempek kulit, lenjer dan pempek adaan, masing-masing Rp2.500. Semut ini, cuka saja dikerubungi,” ujar Erna nenek dari delapan cucu

Erna mengaku berada di halte itu bukan untuk berdagang, melainkan ia hanya beristirahat sejenak, setelah sejak pagi ia menjajakan dagangannya ke berbagai tempat. Terkadang bila tidak menemukan angkot Ratulangi, Erna terpaksa berjalan kaki hingga kantor Komando Resor Militer (Korem) Lampung

Baca Juga:  SMA YP Unila akan Beri Penghargaan - Uang Pembinaan Kepada juara di Final Party Honda DBL With Kopi Good Day 2024

“Awalnya cuma ingin istirahat, kaki sering pengel, gak bisa jalan lama makanya duduk, tapi malah ketiduran. Saya berangkat pagi dari Ratulangi naik angkot, dagang keliling ke teknik elektro, terus ke Dekanat Unila. Di Darmajaya juga. Kadang kalau gak dapat angkot Ratulangi saya jalan ke Korem, nunggu angkot Rajabasa,” terangnya sambil tersenyum

Pengalaman Erna Berjualan Pempek Keliling

Saat ditanya berapa lama Erna berdagang pempek, ibu dari dua anak itu mengaku sudah 40 tahun berdagang pempek keliling. Pempek yang ia jual ternyata bukan miliknya pribadi, ia mengambil barang dagangannya dari tempat produsen pempek milik Walidi

“Sudah 40 tahun dagang. Bukan punya saya, punya pak Walidi, saya cuma jualin saja,” tukasnya

Erna berkata, pempek yang ia jajakan keliling tidak selalu terjual habis. Ia bahkan pernah mengalami sepi pembeli dengan hanya laku setengah dari 100 pempek yang ia bawa

“Cuma laku 50 pempek pernah. Tapi biasanya habis. Banyak yang suka pempek ini, dosen – dosen, pegawainya. Kalau mahasiswa kurang. Yang hari ini sisa 25 pempek,” ujarnya

Baca Juga:  Pemkot Bandar Lampung Jemput Bola, Permudah Pengurusan Dokumen Korban Banjir

Erna menuturkan bahwa ia merupakan warga desa Kedondong, Pesawaran. Erna tinggal di Ratulangi menumpang di rumah kontrakan miliki Walidi. Suaminya telah menginggal saat ia berusia 40 tahun. Erna dikaruniai dua orang anak dan delapan orang cucu.

“Rumah asli di Kedondong. Saya tinggal di tempat yang punya pempek ini. Yang bayar (uang) kontrakan cuma (karyawan) yang laki, yang perempuan gratis,” terangnya

“Suami udah gak ada dari saya umur 40 tahun. Anak di Pandeglang yang satu di Bengkulu. Anak saya tiga yang meninggal satu, cucu saya delapan,” tandasnya.

Erna diketahui miliki rute berjualan setiap harinya mulai dari Ratulangi, Universitas Darmajaya hingga Unila. Jika dagangan belum habis, Erna melewati lagi rute sebelumnya sampai kembali ke Ratulangi.

Selain berdagang pempek keliling, Nenek Erna juga menerima pesanan pempek dalam jumlah banyak. Yang berminat memesan pempek bisa menghubungi langsung ke nomor telepon Nenek Erna : 082186410687.(Virgo)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *