Potensinews.id – Diduga gelapkan beasiswa siswa, mantan Kepsek SMAN 1 Kuta Makmur jadi sorotan.
Dugaan penggelapan dana Program Indonesia Pintar (PIP) yang seharusnya diterima oleh sejumlah siswa SMA Negeri 1 Kuta Makmur, Kabupaten Aceh Utara, mencuat dan menyeret nama mantan kepala sekolah.
Beberapa siswa mengaku tidak pernah menerima bantuan beasiswa tersebut, meskipun dananya sempat tercatat masuk ke rekening mereka.
Kasus ini terungkap setelah seorang siswa secara tidak sengaja menemukan buku rekening beasiswa milik siswa lainnya di ruang guru.
Temuan ini menimbulkan kecurigaan bahwa pihak sekolah sengaja tidak menyerahkan buku rekening tersebut kepada para penerima beasiswa.
Mardiana, seorang wali murid yang sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, mengungkapkan kekecewaannya kepada media pada Selasa, 22 April 2025.
Ia menuturkan bahwa anak perempuannya tidak pernah menerima beasiswa PIP sejak bersekolah di SMAN 1 Kuta Makmur, padahal saat SMP selalu mendapatkan bantuan serupa.
“Ketika SMP anak saya selalu dapat beasiswa, tapi sejak SMA tak pernah dapat, hingga kami mengetahui ternyata anak saya pernah dapat tapi tidak diserahkan,” ungkap Mardiana.
Ia menjelaskan bahwa anaknya pernah satu kali menerima beasiswa sebesar Rp 1 juta saat duduk di kelas X.
Namun, hingga menjelang kelulusan tahun ini, uang tersebut tak kunjung diterima.
Lebih lanjut, Mardiana mengungkapkan bahwa penarikan uang beasiswa tersebut diduga dilakukan oleh oknum pegawai sekolah karena buku rekening dan kartu ATM siswa berada di bawah penguasaan pihak sekolah.
“Setelah ketahuan dipertemukan dan pihak sekolah mengaku akan mengembalikan hak anak saya. Namun sejak sebelum puasa hingga hari ini tidak diberikan,” ujarnya dengan nada kecewa.
Mardiana mengaku telah berupaya menghubungi pihak sekolah yang menangani beasiswa, namun tidak pernah mendapatkan respons.
Bahkan, saat didatangi ke rumahnya, pihak sekolah disebut tidak pernah membukakan pintu.
“Apalagi status anak saya sebagai anak yatim, sangat membutuhkan uang itu,” imbuhnya.
Selain putri Mardiana, seorang siswi lain berinisial AN juga menjadi korban dugaan penggelapan beasiswa ini.
Siswi yang juga akan lulus tahun ini mengalami nasib serupa, di mana dana beasiswa yang seharusnya menjadi haknya diduga tidak pernah ia terima.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 1 Kuta Makmur saat ini, Dr. Nurmaida, membenarkan adanya laporan terkait permasalahan tersebut.
Menurut Nurmaida, setelah dilantik menggantikan kepala sekolah sebelumnya yang pensiun, ia menerima keluhan dari sejumlah siswa penerima beasiswa PIP yang mengaku tidak menerima dana bantuan sebagaimana mestinya.
Nurmaida mengungkapkan berbagai macam keluhan yang ia terima dari siswa terkait kasus beasiswa ini.
Beberapa siswa mengaku hanya menerima satu kali saat kelas X, namun tidak menerima lagi untuk periode selanjutnya.
Sementara itu, ada pula siswa yang mengaku tidak pernah menerima dana beasiswa sama sekali.
Menyikapi hal ini, Nurmaida menyatakan bahwa pihaknya hanya dapat memfasilitasi pertemuan antara siswa yang menjadi korban dengan mantan Kepala Sekolah, Drs. Marsyuddin.
Ia menegaskan bahwa kejadian ini terjadi bukan pada masa kepemimpinannya, sehingga bukan menjadi tanggung jawabnya secara langsung.
Nurmaida menyebutkan bahwa sekitar lima siswa telah diselesaikan permasalahannya oleh kepala sekolah yang lama, namun masih ada beberapa laporan baru dari siswa lain yang merasa dirugikan.
“Saya hanya bisa memfasilitasi mereka (siswa) dengan Kepala Sekolah lama, karena kejadian ini bukan dimasa saya, jadi bukan tanggung jawab saya dan ada sekitar 5 siswa yang sudah diselesaikan oleh Kepala Sekolah yang lama, namun masih ada beberapa orang yang belum,” jelas Nurmaida.
Sementara itu, mantan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kuta Makmur, Drs. Marsyuddin, saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya terkait dugaan penggelapan tersebut, mengklaim bahwa permasalahan tersebut telah diselesaikan oleh pihak sekolah melalui bendahara sekolah.
“Sudah, sudah selesai masalah itu, sudah diselesaikan oleh Bendahara sekolah,” ujar Marsyuddin singkat. (Syah)