Potensinews.id – Sinergi Polres dan BNNK Sangihe perangi narkoba menjelang 80 tahun kemerdekaan RI.
Jelang HUT RI ke 80 tahun, Polres Kepulauan Sangihe dan BNNK Sangihe berkolaborasi dalam dialog interaktif untuk memerangi narkoba dan menciptakan generasi muda yang bebas dari bahaya barang haram tersebut.
Acara yang diselenggarakan di kantor RRI Pro Satu Tahuna pada Kamis, 7 Agustus 2025, ini mengangkat tema “Perangi Narkoba Wujudkan Generasi Muda Bebas Narkoba”.
Dialog interaktif yang berlangsung dari pukul 09.00 hingga 10.00 WITA ini dihadiri oleh Kasat Binmas dan Kasat Narkoba Polres Kepulauan Sangihe serta perwakilan dari BNNK.
Dalam audiensinya, para narasumber memaparkan berbagai hal terkait upaya pemberantasan narkoba, antara lain:
* Penanganan kasus narkoba oleh Satresnarkoba dari tahun 2023 hingga 2025.
* Upaya pencegahan dan penyelidikan yang dilakukan di wilayah hukum Polres Kepulauan Sangihe.
* Penyuluhan dan sosialisasi bahaya narkoba di sekolah-sekolah oleh Satuan Fungsi Narkoba dan Binmas.
* Program Kampung Bersinar sebagai inisiatif BNNK Sangihe untuk menciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba.
Antusiasme masyarakat sangat terlihat dalam sesi tanya jawab.
Para responden menyampaikan usulan dan masukan, di antaranya meminta Polres Kepulauan Sangihe untuk lebih gencar melakukan razia di sekolah-sekolah dan operasi di lokasi-lokasi rawan transaksi narkoba.
Ada juga yang mempertanyakan jalur-jalur tikus peredaran narkoba yang masuk ke wilayah Sangihe.
Menanggapi hal tersebut, Kasat Satresnarkoba, Iptu Hevry Samson, S.H., menjelaskan pentingnya peran pengawasan orang tua.
“Peran orang tua sangat vital dalam mengawasi lingkungan dan pergaulan anak,” tegasnya.
Ia menyarankan agar orang tua membangun komunikasi yang baik, mendorong anak-anak untuk terlibat dalam kegiatan positif seperti olahraga dan ekstrakurikuler, serta mewaspadai orang-orang mencurigakan yang menawarkan obat-obatan terlarang.
Iptu Hevry juga menjelaskan bahwa meski Sangihe berbatasan langsung dengan Filipina, tidak ditemukan kasus penyelundupan narkoba dari negara tetangga.
“Narkoba masuk dari Manado menuju Tahuna melalui jalur kapal laut, sering kali dikirimkan melalui jasa ekspedisi,” ungkapnya.
Dalam dialog tersebut, ditegaskan bahwa penanganan narkoba membutuhkan upaya luar biasa karena sifatnya yang sering kali tidak kasat mata.
“Kami membutuhkan waktu untuk mengungkap kasus karena harus mempelajari pola dan alur peredarannya,” jelas Iptu Hevry.
Ia menambahkan bahwa fokus utama di tahun ini bukan hanya pada jumlah barang bukti yang disita, melainkan pada bagaimana menyadarkan masyarakat akan efek buruk narkoba agar dampaknya bisa diminimalisir.
“Sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk berubah,” imbuh Iptu Hevry.
Ia menegaskan bahwa memberantas narkoba adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya Polri dan BNNK, melainkan seluruh elemen masyarakat, termasuk peran vital orang tua.
“Ini adalah wujud komitmen kami bersama pemerintah untuk memerangi bahaya narkoba dan mewujudkan generasi muda yang produktif, sehat, dan bebas dari narkoba,” tutupnya.