Potensinews.id – Qudrotul Ikhwan ajak seluruh pihak berkontribusi dalam dunia pendidikan.
Pj Bupati Tulang Bawang, Qudrotul Ikhwan menjadi pembina upacara pada acara yang diselenggarakan di Lingkup Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang pada Kamis, 02 Mei 2024.
Upacara ini dalam rangka Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2024 dan Peringatan Hari Otonomi Daerah Ke-XXVIII,
Upacara tersebut diawali dengan sangat khidmat, di mana Plt Kadis Pendidikan Tulang Bawang bertindak sebagai Perwira Upacara.
Dia didampingi oleh Camat Gedung Meneng sebagai Komandan Upacara, serta sejumlah pejabat dan unsur terkait lainnya.
Di hadapan seluruh peserta upacara, Pj Bupati Tulang Bawang membacakan sambutan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim.
Mendikbudristek menekankan pentingnya lima tahun terakhir sebagai waktu yang mengesankan dalam perjalanan Kemendikbudristek, terutama dalam memimpin Gerakan Merdeka Belajar.
Beliau menyoroti tantangan dan peluang yang dihadapi dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia, termasuk dalam menghadapi dampak pandemi yang melanda.
Pj Bupati Tulang Bawang, juga menyampaikan rasa bangga atas kemajuan dunia pendidikan di wilayahnya.
Seperti suksesnya program Bupati Mengajar yang bahkan mendapatkan pengakuan internasional.
“Saya mengajak seluruh peserta upacara untuk terus belajar, mengembangkan potensi diri, dan memberikan kontribusi pada dunia pendidikan serta kemajuan daerah,” ujar Qudrotul Ikhwan.
Dengan demikian, peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Hari Otonomi Daerah tahun ini tidak hanya menjadi momentum refleksi.
Tetapi juga panggilan untuk terus berupaya maksimal dalam memajukan pendidikan dan mewujudkan cita-cita bersama untuk Indonesia yang lebih baik.
Sekadar informasi, Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei, bertepatan dengan hari ulang tahun Ki Hadjar Dewantara.
Ia adalah pahlawan nasional yang dihormati sebagai bapak pendidikan nasional di Indonesia.
Ki Hadjar Dewantara lahir dari keluarga kaya Indonesia selama era kolonialisme Belanda.
Ia dikenal karena berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu, yang hanya memperbolehkan anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya yang bisa mengenyam bangku pendidikan.
Hari nasional ini ditetapkan melalui Keppres No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.(Red/Fs)
