Direktorat MBKM Darmajaya Gelar Workshop Layanan Sistem Informasi Akademik Terintegrasi MBKM PKKM 2022

  • Bagikan

Bandar Lampung (Potensinews.id) – Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melalui Direktorat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) menggelar Workshop Layanan Sistem Informasi Akademik Terintegrasi MBKM Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2022 di Swissbell Hotel, Sabtu, (10/9/22).

Workshop menghadirkan narasumber Prof. Ir. Zainal Arifin Hasibuan, MLS., Ph.D. diikuti Dekanat Fakultas Ekonomi dan Bisnis; Dekanat Fakultas Ilmu Komputer; Ketua Prodi, dan Unit terkait pelaksanaan MBKM di IIB Darmajaya. Turut hadir untuk membuka kegiatan workshop Rektor IIB Darmajaya, Dr. Ir. Firmansyah YA., M.B.A., M.Sc.; bersama Wakil Rektor 1, 2, dan 3.

Ketua Pelaksana Workshop, Ketut Artaye, S.Kom., M.T.I. mengatakan kegiatan ini merupakan hibah Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) tahun 2022 Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek RI). “Kegiatan MBKM yang telah terlaksana selama ini diperlukan untuk pemetaan IKU (Indikator Kinerja Utama) dan proyeksi kedepannya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Gagas UMKM Kampus Merdeka, Apindo Lampung—Aptisi Wilayah II-B Lampung Siap Kolaborasi

Masih kata dia, dalam layanan sistem informasi juga masih menggunakan paper based. “Dari workshop ini juga akan menentukan dan merumuskan formulasi layanan sistem informasi akademik yang terintegrasi MBKM,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor IIB Darmajaya, Dr. Ir. H. Firmansyah YA, M.B.A., M.Sc., mengatakan sangat mengapresiasi kegiatan workshop yang digelar Direktorat MBKM. “Kegiatan ini dapat menambah ilmu dari narasumber yang telah banyak memiliki pengalaman terutama dalam penerapan MBKM,” ungkapnya.

Baca Juga: Program Guru Kejuruan Magang Lahirkan Lulusan SMK Lampung Siap Kerja di Iduka

Baca Juga: Tim Kemendagri Turun Ke Sultra, Monev dan Asistensi Pengendalian Inflasi dan Optimalisasi Realisasi APBD

Firmansyah berharap apa yang disampaikan oleh narasumber dapat diimplementasikan pada tingkat prodi dan unit terkait dengan program MBKM. “Workshop ini juga bagian dalam peningkatan output lulusan,” imbuhnya.

Baca Juga:  Jalin Kerjasama Tri Darma Perguruan Tinggi, IIB Darmajaya Kunjungi SMK BLK Bandarlampung

Sementara, Prof. Ir. Zainal A. Hasibuan, MLS., Ph.D., mengatakan Institusional Support System atau ISS adalah program di tingkat institusi yang diutamakan untuk sistem pengelolaan kampus merdeka. “PT boleh mengusulkan program ISS lain apabila telah memiliki sistem pengelolaan kampus merdeka yang telah berfungsi dengan baik,” ungkapnya.

Dosen Universitas Indonesia ini menuturkan bahwa MBKM bukan hal baru yang sebelumnya Kerangka Kurikulum Nasional Indonesia (KKNI). “Pembelajaran MBKM ini mudah. Penggeraknya dosen agar berjalan,” ujarnya.

Menurutnya, MBKM memberikan kebebasan mahasiswa/i untuk belajar di luar kampus. “Orang belajar itu tidak hari ini ngasih tugas besok diumpulkan tetapi satu Minggu misalkan Senin dan dikirim Senin lagi. Belajar anytime anywhere,” kata dia.

Prof Ucok, biasa dia disapa, menerangkan bahwa dirinya memberikan materi tidak hanya dari pengetahuan yang sama dari tiap angkatan. “Kita tanya kamu bisanya apa bukan kamu sudah belajar apa. Sehingga mahasiswa S1 tidak lagi dipaksa untuk menerima materi yang dulunya kita dapat saat S1,” ujarnya.

Baca Juga:  Sekolah Se-Kota Bandar Lampung Peringati Hardiknas 2022

Dengan memaksakan, lanjut dia, kemampuan pemahaman setiap orang berbeda. “Nanti tidak ada satu kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa,” tuturnya.

Prof Ucok juga meminta agar kebiasaan dosen saat melakukan sidang skripsi dengan pertanyaan apa novelty, apa inovasi dan lain-lain tersebut tidak dilakukannya lagi. “Karena MBKM tujuannya tidak berbeda dengan KKNI, OBE dan lainnya yaitu menciptakan SDM unggul. Cara bekerja disesuaikan dengan Era Disrupsi,” imbuhnya.

Dia menambahkan bahwa bila tidak ingin berubah maka lulusan yang dihasilkan juga akan sama. “Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berjalan terus. Kata Darwin, Yang akan survive bukanlah yang kuat atau cerdas tetapi yang paling bisa beradaptasi terhadap perubahan,” pungkasnya. (**)

  • Bagikan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *